BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.
Sejalan
dengan kemajuan dalam pendidikan, perekonomian yang lebih makmur, perubahan
sosial budaya masyarakat, serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka kesadaran masyarakat
terhadap unsur – unsur pelayanan yang dapat diberikan oleh
perusahaan semakin meningkat. Pada saat ini kesadaran konsumen
akan pentingnya nilai
kualitas pelayanan (Service
Quality) yang diberikan oleh
perusahaan, baik dalam
bentuk jasa maupun
dalam bentuk barang semakin
meningkat. Dari beberapa pengalaman menunjukan bahwa atas pemberian suatu
kualitas jasa/pelayanan tertentu akan menimbulkan penilaian yang berbeda dari
setiap konsumen, karena tergantung dari bagaimana konsumen mengharapkan kualitas
jasa/pelayanan tersebut
Pada
saat ini industri jasa transportasi
taksi semakin marak di Indonesia.
Perusahaan PT. Blue bird Pusaka merupakan salah satu badan usaha yang
mengkonsentrasikan salah satu bidang usahanya di sektor industri jasa
transportasi yaitu taksi. Sebagai suatu perusahaan swasta tentu saja PT. Blue
bird Pusaka hadir untuk mendapatkan keuntungan sekaligus memberikan pelayanan
yang memuaskan bagi konsumen. Akan
tetapi bukan hanya
PT. Blue bird
Pusaka sendiri yang bergerak
di bidang jasa
transportasi taksi ini
sehingga hal ini
menimbulkan persaingan antar perusahaan yang bergerak di bidang ini.
PT.
Blue bird Pusaka merupakan pendatang baru di bidang usaha jasa transportasi
taksi di Semarang. Dengan adanya peningkatan permintaan akan kebutuhan angkutan
umum yang bersifat pribadi dari konsumen dan meningkatnya jumlah pesaing
telah menimbulkan tantangan
baru bagi pihak
menajemen perusahaan bagaimana agar
dapat mendapatkan pelanggan
bahkan mempertahankan loyalitas konsumen. Untuk mencukupi kebutuhan
konsumen taksi Blue Bird memiliki 200 unit armada taksi yang telah beroperasi,
dengan 320 sopir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Biogafi
Ny. Mutiara Djokosoetono
Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono dilahirkan di Malang pada 17 Oktober
1921. Berasal dari keluarga berada, namun pada usia 5 tahun keluarganya
bangkrut. Kehidupan berubah drastis. Dari seorang gadis cilik yang dikelilingi
fasilitas hidup naik kemudian menjadi miskin. ia kemudian meniti bangku sekolah
dalam kesederhanaan luar biasa. Banyak hal yang mencirikan kesederhanaan hidup
Bu Djoko semasa kecil. Makanan yang tak pernah cukup, pakaian seadanya, tak
pernah ada uang jajan. Hidup betul-betul bertumpu pada kekuatan untuk tabah.
Menginjak remaja ketegaran semakin terasah. Ia bertekad memperkaya diri dengan
ilmu dan kepintaran. Di saat yang sulit itu ia berusaha merengkuh bahagia
diantaranya banyak membaca kisah-kisah inspiratif yang diperoleh dengan
meminjam. Salah satu kisah legendaris yang selalu menghiburnya adalah
"Kisah Burung Biru" atau "The Bird Happiness". Kisah
tersebut dilahap berkali-kali dan selalu membakar semangatnya, penabur
inspirasi dan pemacu cita-citanya.
Bu Djoko remaja menyelesaikan pendidikan HBS di tahun
30-an dan kemudian lulus Sekolah Guru Belanda atau Europese Kweekschool. Dengan
tekad yang kuat ia meninggalkan kampung halaman untuk merantau ke Jakarta. Dan
berhasil masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan menumpang di rumah
pamannya di Menteng. Kemudian jalan hidup membawa berkenalan dengan
Djokosoetono, dosen yang mengajarnya, yang juga pendiri serta Guberbur
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Laki-laki itulah yang menikahinya selagi Bu
Dkoko masih kuliah. Hingga dikaruniai 3 anak yaitu Chandra Suharto, Mintarsih
Lestiani, dan Purnomo Prawiro. Sepanjang dasawarsa 50-an, Bu Djoko bersama
keluarga melewatkan kehidupan yang sangat sederhana. Setelah lulus dari FHUI
tahun 1952 dan langsung bekerja sebagai dosen di FHUI dan PTIK. Mereka kemudian
menempati rumah dinas atas pekerjaan suaminya di jalan HOS Cokroaminoto Nomor
107, Menteng. Mereka dikepung oleh lingkungan yang mewah dan orang-orang dengan
kemapanan materi di atas rata-rata. Sementara keluarga Djokosoetono praktis
hanya memiliki uang kebutuhan berjalan. Untuk menambah penghasilan keluarga, Bu
Djoko berjualan batik door to door. Tak ada gengsi, tak ada malu, tak ada rasa
takut direndahkan oleh sesama isteri pejabat tinggi. Semuanya dilakukan murni
sebagai kepedulian isteri untuk membantu suami mencari nafkah.
Namun penjualan batik yang sempat sukses kemudian
menurun. Hingga Bu Djoko beralih kemudi berusaha telur di depan rumahnya.
Realita berjualan telur menjadi pilihan bisnis yang brilian masa itu. Saat itu
telur belum sepopuler sekarang. Masih dianggap bahan makanan ekslusif yang
hanya dikonsumsi orang-orang menengah ke atas. Dengan lincah Bu Djoko mencari
pemasok telur terbaik di Kebumen. Perlahan-lahan usaha telur Bu Djoko dan
keluarga terus meningkat. Kegembiraan akan keberhasilan usaha menjadi berkabut
lantaran kesedihan memikirkan sakit Pak Djoko meski pemerintah memberikan
bantuan penuh untuk biaya perawatan Pak Djoko. Meski demikian, penyakit Pak
Djoko tak kunjung sembuh, sampai akhirnya pada tanggal 6 September 1965 beliau
wafat. Tak berapa lama setelah kepergian Pak Djoko, PTIK dan PTHM memberi kabar
yang cukup menghibur keluarga. Mereka mendapatkan dua buah mobil bekas, sedan
Opel dan Mercedes. Disinilah embrio lahirnya Taksi Blue Bird.
Pada suatu malam, Bu Djoko mulai merancang gagasan
bagi operasional taksi yang dimulai dengan dua buah sedan pemberian yang
dimiliki. Ia mengkhayalkan taksinya menjadi angkutan yang dicintai
penumpangnya. Apa sih bisnis taksi itu ? Tentu ia mendambakan keamanan dan
kepastian. Apa jantung dari usaha itu ? Pelayanan, tidak lebih. Lalu bagaimana
agar bisnis itu tidak hanya sukses melayani penumpang tapi juga sukses
mendulang keuntungan? Buat manajemen yang rapi. Dalam wacana yang sangat
sederhana, Bu Djoko menyusun konsep untuk menjalankan usaha taksinya. Setelah
memikirkan mobil dan cara mengelola, ia memikirkan pengemudi. Bagaimana
menciptakan aturan main kerja sehingga pengemudi merasakan cinta saat bertugas?
Bu Djoko dengan cepat menjawab pertanyaannya sendiri. Ia memperlakukan mereka
seperti anak-anaknya sendiri. Pengemudi itu akan dididik dengan baik, dibina,
dirangkul untuk sama-sama berkembang. Setelah puas menuangkan tentang hal-hal
yang ia kerjakan, Bu Djoko tertidur dengan perasaan bahagia.
Inilah fase yang penting dalam sejarah kelahiran Blue
Bird. Yakni ketika Bu Djoko menatap memulai bisnis taksi dalam rancangan
idealisme yang ia buat. Walau bermodal dua mobil saja, tapi visinya sudah jauh
ke depan. Dibantu ketiga anak dan menantu maka dimulailah usaha taksi gelap Bu
Djoko. Uniknya usaha taksi terebut menggunakan penentuan tarif sistem meter
yang kala itu belum ada di Jakarta. Untuk order taksi, ia menggunakan nomor
telefon rumahnya. Karena Chandra ditugaskan menerima telepon dari pelanggan
maka orang-orang menamakan taksi itu sebagai Taksi Chandra. Taksi Chandra yang
hanya dua sedan itu kemudian melesat popular di lingkungan Menteng karena
pelayanan yang luar biasa. Order muncul tanpa henti. Dari hasil keuntungan saat
itu, BU Djoko bisa membeli mobil lagi. Kombinasi antara Bu Djoko yang
berdisiplin tinggi dan penuh passion dalam menjalankan usahanya berpadu
harmonis dengan pembawaan Chandra yang cermat dan tenang. Semua problem dalam
menjalani usaha taksi dibawa dalam rapat keluarga untuk dicari solusinya.
B.
Sejarah
Pendirian Perusahaan Taxi Blue Bird
Terinspirasi
dari dongeng di Eropa tentang harapan dan doa seorang gadis untuk
mendapatkan kebahagiaan yang akhirnya terkabul berkat kebaikan seekor burung
biru, ‘Blue Bird’ pun lahir lebih dari sekadar jawaban sebuah doa dan harapan.
Ia kini telah berkembang menjadi sebuah perusahaan transportasi terdepan,
memenuhi harapan dan cita-cita bukan hanya bagi pendiri, almarhumah Ny Mutiara
Djokosoetono, tapi juga bagi ribuan karyawan.
Pada
tahun 1970, Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang kala itu dijabat oleh
Letjen KKO Ali Sadikin, yang berniat
menjadikan Jakarta sebagai kota metropolitan, menganggap perlu adanya taksi
sebagai sarana transportasi. Akhirnya taksi-taksi resmi pun mulai bermunculan
di Jakarta. Hal inilah yang mendorong ibu Djoko untuk turut serta mendirikan
perusahaan taksi. Namun, karena dilihat belum memiliki pengalaman dalam
pengelolaan transportasi, izin pendirian perusahaan taksi ditolak. Namun, hal tersebut tidak membuat Ibu Djoko
berhenti berusaha. Dengan dibantu kedua Puteranya, Dr. H. Chandra Suharto (yang
akrab disapa dengan panggilan Chandra) dan Dr. H. Purnomo Prawiro (yang akrab
disapa dengan panggilan Purnomo), mencoba meminta tanda tangan kepada para
pelanggan yang menggunakan “CT”, sebagai suatu bentuk rekomendasi. Dengan
banyaknya rekomendasi dari para pelanggan yang menggunakan jasa perusahaan
tersebut berkembang dan memiliki lisensi sebagai perusahaan taksi.
Pada 1972, jauh sebelum Jakarta
berkembang menjadi kota metropolis yang berpenduduk sekitar
12 juta orang, Blue Bird telah hadir. Cikal bakal perusahaan ini
yaitu layanan Golden Bird, yang kemudian dikenal sebagai Chandra Taksi, sebagai
sebuah perusahaan penyedia jasa sewa mobil yang khusus melayani para jurnalis
asing serta pelanggan lain yang berkunjung ke Jakarta, yang
secara khusus menjadi sarana transportasi para jurnalis dan penumpang lainnya
dari dan menuju bandara udara dan hotel.
Berdasarkan
pengalaman tersebut, maka tak perlu waktu lama bagi perusahaan untuk
mendapatkan ijin usaha mengelola perusahaan taksi.
Pengalaman
panjang mengelola bisnis transportasi mendukung upaya perusahaan mengembangkan
teknologi baru dan mengelola sumber daya manusia, agar tetap unggul. Dari
kantor pusatnya di Jakarta, perusahaan telah berkembang pesat merambah bisnis
lainnya dengan tetap memperhatikan layanan pelanggan sebagai pedoman.
Hingga
saat ini, Blue Bird Group, yang mana
perusahaan taksi Blue Bird menjadi bagian di sini, telah mengembangkan
perusahaannya mencakup 4 divisi bisnis yang jangkakuan servisnya meliputi
seluruh wilayah Indonesia.
Keempat
divisi bisnis tersebut meliputi :
a)
Perusahaan taksi
penumpang dan non penumpang
b)
Perusahaan manufaktur
c)
Property
holiday resort di Lombok
d) Support service.
Awalnya,
Blue bird ‘muda’ didirikan untuk menyediakan alternatif jasa transportasi
berkualitas yang memang belum ada pada waktu itu. Blue bird menjadi pelopor
pengenaan tarif taksi berdasarkan sistem argo, serta melengkapi seluruh
armadanya yang ber-AC dengan radio komunikasi. Untuk mempertahankan kualitas
pelayanan, perusahaan pun membangun sejumlah bengkel khusus untuk merawat armadanya.
Setelah sukses berbisnis di layanan taksi reguler, Blue
Bird, dan taksi limousine, Golden Bird, serta usaha
sewa mobil, perusahaan kemudian mengembangkan usaha bus carter, Big Bird,
pada 1979. Pada 1993 Blue bird pun menghadirkan layanan taksi eksekutif Silver
Bird. Sampai saat ini Blue Bird Group tetap memikirkan
untuk menjadikan Blue Bird semakin besar dan terus berkembang teknologi dan
sumber daya manusia yang kompetitif .
Hal ini sesuai dengan misi Blue Bird Group dalam mempertahankan posisi pertama
sebagai pimpinan pasar dalam setiap bidang usaha yang digeluti, dengan
menjadikan perusahaan sebagai perusahaan jasa yang dapat diandalkan dengan
mengedepankan para pelanggannya sebagai prioritas utama dalam perbaikan
perusahaan.
C.
Visi
dan Misi Organisasi
1) Visi
Menjadi perusahaan jasa
transportasi yang berkualitas dan berkelanjutan yang memberikan jaminan
kemakmuran secara terus menerus untuk semua stakeholder yang ada.
2) Misi
Mencapai kepuasan
pelanggan dan membangun serta memperahankan posisi pertama sebagai pemimpin
pasar dalam setiap kategori yang digeluti. Kami adalah perusahaan jasa yang
dapat diandalkan, berkualitas tinggi dan pelayanan-pelayanan unggul dengan
penggunaan sumber-sumber daya secara tepat guna, dan kami bekerja sebagai
sebuah tim.
D.
Filosofi
Nama dan Logo Organisasi
Cikal
bakal dari nama Blue Bird adalah ide dari sang pendiri, Ibu Hj. Mutiara Siti
Fatimah Djokosoetono SH (alm), yang terinspirasi dari cerita rakyat Eropa .
cerita inisendiri mengisahkan tentang seorang gadis kecil yatim piatu yang
hidup penuh dengan penderitaan. Sang gadis kecil pun berdoa kepada Tuhan
meminta kebahagiaan. Akhirnya Tuhan pun mengirimkan utusannya sang burung biru.
Sang gadis kecil bersama pengawal barunya pun berjuang untuk mendapatkan
kebahagiaan yang dicita-citakannya. Berbagai cobaan hidup kerap kali menimpa
sang gadis kecil, namun dia tetap menjalaninya dengan penuh kejujuran, kerja
keras, kedisiplinan dan kekeluargaan.
Nilai-nilai
dari cerita yang sederhana tersebut yang akhirnya mengilhami Ibu Djoko
(panggilan akrab Ibu Hj. Mutiara Siti Fatimah Djokosoentono SH (Alm) untuk
menamai organisasi yang didirikannya. Beliau mendirikan organisasi dengan
semangat empat nilai dari cerita rakyat Eropa tersebut dan nilai-nilai tersebut
tetep dipertahankan hingga sekarang ini. Blu Bird Group kerap kali
mengedepankan nilai kejujuran, kerja keras, disiplin dan kekeluargaan dalam
melaksanakan setiap tugasnya demi tercapainya kepuasan untuk pihak eksternal,
yaitu pelanggan jasa transportasi Blue Bird Group.
E.
Struktur organisasi
Perusahaan
taksi Blue Bird adalah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Perusahaan
ini berkantor pusat di wilayah Jakarta Selatan. Struktur organisasi perusahaan
taksi Blue Bird dikepalai oleh Presiden Direktur yang bertanggung jawab ke
Dewan Komisaris. Presiden Direktur tersebut membawahi beberapa Vice President
(VP) , yang terdiri dari Vice President business
development, operasi reservasi dan hotel, personalia/umum, operasional,
audit, administrasi/keuangan dan perizinan. Selain membawahi Vice President, Presiden Direktur juga
membawahi langsung General Menager (Kepala
Pool). Setiap General Manager/Kepala Pool membawahi beberapa manager yang
masing-masing membawahi setiap bagian, yaitu teknik, personalia, operasional
dan administrasi/keuangan. Manager tersebut mengepalai beberapa subbagian yang
setiap sub bagiannya terdiri dari beberapa seksi.
Deskripsi Tugas
Berikut
ini adalah penjabaran deskripsi tugas dari masing-masing jabatan yang ada di
perusahaan Taksi Blue Bird
1)
Dewan Komisaris
Tugas dari dewan komisaris adalah
melakukan pengawasan atas jalannya usaha perusahaan dan memberikan
masukan-masukan kepada para direktur. Dalam keadaan khusus yang mana bila
Direktur berhalangan hadir dalam melakukan tugasnya, dewan komisaris memiliki
wewenang untuk menggantikannya.
2)
Presiden Direktur
Presiden Direktur adalah pimpinan
tertingga dalam perusahaan Blue Bird Group. Pimpinan tertinggi inimemiliki
tanggung jawab dalam memimpin dan mengarahkan perusahaan, yaitu dalam hal :
·
Menyusun dtrategi dan visi,
·
Menjallin hubungan dan kemitraan
strategis,
·
Mengatur investasi, alokasi dan
divestasi,
·
Memimpin direksi,
·
Memastikan bahwa prinsip tata
kelola perusahaan benar-benar diterapkan dengan baik,
·
Menjalin dan membina hubungan
dengan pihak yang berkepentingan baik di dalam maupun luar perusahaan,
·
Mengembangkan budaya yang kuat
diseluruh jajaran perusahaan, dan
·
Mendukung pengembangan sumber daya
manusia.
3)
Vice President Business Development
Vice President
Business Development membawahi empat bagian, yaitu Information Technology (IT), Total Quality Management (TQM), dan Public Relation (PR). Masing-masing
bagian memiliki deskripsi tugas yang berbeda satu sama lain.
4)
Vice President Personalia
Membawahi seluruh bagian
pengaturan pengemudi, terkait dengan masalah system sirkulasi pengemudi
perusahaan.
5)
Vice President Audit
Membawahi seluruh bagian
pengawasan keuangan diperusahaan.
6)
Vice President Operasi
Membawahi seluruh bagian
pengaturan pengemudi, terkait dengan masalah system sirkulasi pengemudi
perusahaan.
7)
Vice President
Administrasi/Keuangan
Membawahi seluruh bagisn
pengurusan dan pengarsipan seluruh transaksi yang berlangsung di perusahaan.
8)
Vice President Perizinan
Membawahi bagian yang mengatur
mengenai regulasi dan kebijakan-kebijakan perusahaan dengan penyesuaian
terhadap regulasi dan kebijakan pemerintah dan juga regulasi armada, baik
perpanjangan izin lama (peremajaan armada taksi yang beroperasi) dan pengurusan
izin baru (penambahan armada taksi yang akan beroperasi).
9)
General Manajer (Kepala Pool)
Kepala pool adalah seseorang yang
menjabat sebagai pipminan cabang dan memilki tanggung jawab untuk mengetahui
seluruh keadaan yang berlangsung di pool-nya,serta mengambil tindakan-tindakan
dan keputusan yang berkaitan kinerja pool
10) Manajer
Teknik
Bertanggung jawab dalam
perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian atas perawatan dan
peremajaan armada Taksi Blue Bird
11) Manajer
Personalia
Bertanggung jawab dalam
perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian atas pengadaan dan
pengembangan tenaga kerja perusahaan,kompensasi,integrasi,pemeliharaan dan
pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan dari perusahaan.
12) Manajer
Operasional
Bertanggung jawab dalam perencanaan,pengorganisasian,pengarahan
dan pengendalian atas pengaturan pengemudi,terkaitan dengan masalah system
sirkulasi pengemudi,seperti halnya pengaturan jam kerja pengemudi dan armada
taksi yang digunakan.
13) Manajer
Administrasi/Keuangan
Bertanggung jawab dalam
perencanaan,pengorganisasian,pengarahan dan pengendalian atas kegiatan
transaksi yang berangsung di perusahaan.
14) Kepala Sub
Bagian (Kasubag)
Melakukan pengelolaan dalam bidang
yang telah ditetapkan.
15) Kepala
Seksi
Membantu dalam pengelolaandalam
bidang yang telah ditetapkan
16) Staff
Pelaksana program-program kerja
yang telah ditetapkan oleh perusahaan guna tercapainya tujuan bersama.
F.
Sumber daya manusia
perusahaan taxi blue bird
Dalam
setiap organisasi tentunya memiliki profil pegawai yang bekerja di organisasi
tersebut, demikian halnya dengan perusahaan taksi blue bird. Berikut ini adalah
pemaparan profil pegawai berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenjang
pendidikan.
1) Berdasarkan
Jenis Kelamin
Perusahaan
taksi Blue Bird Groupberjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 84%. Sedangkan
pegawai permpuan hanya sebesar 16%. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
pegawai PT. Blue Bird didominasi oleh pegawai pria. Hal ini dikarenakan dunia
pertaksian dianggap sebagai dunia pria, meskipun demikian tidak menutup
kemungkinan bagi perempuan untuk terjun kedalamnya. Factor lain yang
menyebabkan sedikitnya perempuan berkecimpung adalah jam kerja, yang mana usaha
jasa pertaksian adalah usaha yang beroperasi selama 24 jam, sedangkan
kebijaksanaan pemerintah mengharuskan perempuan ditempatkan pada jam kerja
antara pukul 23.00-07.00, perusahaan memiliki kewajiban-kewajiban sebagai mana
yang telah ditetapkan pemerintah.
2) Berdasarkan
Usia
Pegawai
blue bird berusia 30-40 tahun yaitu sebesar 42,50%. Untuk usia 40-50 tahun
yaitu sebesar 23,20%. Sedangkan untuk usia dibawah 30 tahun dan dibawah 50
tahun yaitu sebesar 18,30% dan16%. Batas
minimal usia caonpegawai Blue Bird Groupyaitu 21 tahun dan memasuki masa pensiun
pada usia 55 tahun. Namun untuk para pegawai yang sudah memasuki masa pensiun
tetapi amsih dianggap perusahaan masih memiliki kredibilitas dalam memberikan
pelayanan terkait sebagai pengajar pelatihan maka akan diberikan kewenangan
untuk tetap bertahan tetapi tidak diperkenankan untuk beroperasi sebagai
pengemudi taksi.
3) Bedasarkan
Latar Belakan Pendidikan
Pegawai
PT. Blue Bird memiliki latar belakang pendidikan S1 yaitu sebesar 43,20%
sedangkan untuk mereka yang berlatar belakang pendidikan D3 berjumlah sebesar
31,90%, SMA/STM sebesar 24,90% dan S2 sebesar 9,30% utnuk mereka yang lulusan
S1 banyak yang menduduki posisi sebagai karyawan atau meneger akan tetapi
sebagian kecil juga ada yang bekerja sebagai pengemudi. Demikian juga halnya
dengan mereka yang lulusan D3. Sedangkan mereka yang lulusan S2 adalah para
pimpinan tinggi di PT. Blue Bird.
Saat ini
bagi mereka yang hendak melamar memnjadi pegawai di Blue Bird minimal memiliki
latar belakang pendidikan D3, kecuali untuk posisi Pengemudi, Office Boy, Front
Desk, Dispetcher dan Bengkel masih menerima mereka yang memiliki latar belakang
pendidikan sebatas lulusan SMA/STM.
G.
Sistem Perekrutan Driver
atau Sopir
1)
Sehat Jasmani dan Rohani terutama
Tekanan darah dan tensi.
2)
Memiliki SIM A umum.
3)
Patuh pada aturan Blue Bird Group.
4)
Harus mengikuti dan lulus Test
Driving standar Blue Bird Group.
5)
Setelah dinyatakan lulus, semua
calon pengemudi mendapatkan pendidikan singkat tentang sejarah dan cara-cara
mengemudi atau cara pengoperasionalan pada Armada-armada yang disediakan Blue
Bird Group dengan teknik-teknik yang Profesional. Setiap calon pengemudi yang
dinyatakan lulus Test driving akan mendapat pendidikan secara langsung selama
tiga hari di kantor Blue Bird Group dengan system, ketentuan, dan aturan-aturan
sebagaimana layaknya berlalu lintas yang benar di jalan umum dengan menerapkan
pola, seperti :
·
Tidak menyebabkan tabrakan
·
Tidak menabrak
·
Tidak ditabrak oleh orang lain
Dalam hal penyeleksian ini dilakukan oleh senior-senior driver yang
sudah ditugaskan oleh pihak management Blue Bird Group untuk membina
calon-calon pengemudi armada Blue Bird Group.
H.
Fasilitas
perusahaan taxi blue bird
1)
Taksi
Reguler
Mulai melayani tahun 1972, Blue
Bird merupakan mitra transportasi terpercaya. Selama beberapa tahun nama
Blue Bird sinonim dengan standar tinggi layanan taksi penumpang, mengangkut
lebih dari 8,5 juta orang di seluruh Indonesia per-bulan.
Agar bisa mengikuti pertumbuhan keinginan pasar dalam
transportasi yang dapat diandalkan, PT. Blue Bird Group telah mendirikan
anak-anak perusahaan termasuk Bali Taxi, Morante Jaya, Cendrawasih,
Surabaya Taksi, Lombok taksi dan Pusaka Group. Saat ini, PT Blue Bird
Grouptelah memiliki armada taksi terpadu 21.000 unit tersebar di 58 pool di
Jakarta, Bali, Bandung, Banten, Manado, Medan, Lombok, Semarang, Surabaya,
Padang, Palembang, Pekanbaru dan Batam, Blue Bird terus berekpansi secara
geografis. Memanfaatkan teknologi dan know-how termasuk
sistem pemesanan terkomputerisasi sepanjang hari, perusahaan berhasrat memberi
layanan terbaik dan menyamankan setiap penumpang.
Di sisi operasi, strategi
penempatan outlet taksi di sejumlah kota
besar Indonesia telah memudahkan akses taksi ini di dalam dan di luar
kawasan bisnis utama. Ini termasuk pusat turis serta bandara nasional dan
internasional di seluruh negeri.
2) Silver Bird
Untuk memenuhi kebutuhan pasar akan
taksi yang lebih ekslusif, Blue Bird Group menghadirkan Silver Bird.
Jenis taksi eksekutif ini, terkenal dengan warna hitamnya dengan kelas
tersendiri, mulai beroperasi pada 1993. Sebuah makna baru dalam transportasi
eksekutif.
Armada Silver Bird saat
ini berjumlah 1200 unit (Mercedes Benz C200 CGI & C230 elg & E200
CGI & E200 K, Toyota Vellfire, Toyota Alphard dan Toyota Camry).
Tersedia sejumlah kenyamanan yang didambakan penumpang, termasuk interior yang luas
dan ruang kabin yang mewah. Setiap mobil dilengkapi perangkat GPS dan EDC* yang
dapat mempermudah para pengguna jasa layanan PT Blue Bird Groupmembayar dengan
Debit & Credit Card Bank Danamon, Amex, Citi, Visa dan Master
Card. Pengguna jasa diuntungkan dengan
tersedianya pengemudi handal berbahasa Inggris maupun Indonesia yang
selalu siap membantu.
Layanan Silver Bird bertujuan
terutama untuk mengakomodasi seluruh kebutuhan eksekutif, mulai dari
mengantar ke atau dari bandara hingga membawa tamu-tamu VIP dan pejabat.
Taksi Silver Bird bisa didapat di hotel-hotel bintang empat dan lima
di Jakarta dan Surabaya termasuk di bandara internasional Soekarno Hatta dan
Juanda.
3) Golden Bird
Golden Bird menawarkan
Car Rental dan rental Limousine dengan pilihan kendaraan terbaik
dan mewah di Indonesia. Para pengguna jasa layanan PT Blue Bird dapat menikmati
kenyamanan berkendara pribadi tanpa harus memikirkan perawatan berkala serta
biaya asuransi. Golden Bird memiliki sejumlah pilihan kendaraan standar dan
mewah dengan sistem sewa jangka pendek dan panjang untuk berbagai keperluan
dengan atau tanpa pengemudi.
Blue
Bird Group juga telah mendirikan Pusaka Prima Transport untuk melayani
pelanggan korporat dengan kontrak jangka panjang. Pusaka Prima Transport
menawarkan layanan Total Fleet Management untuk menjamin
setiap kendaraan digunakan seefektif mungkin sesuai kebutuhan pengguna layanan
tersebut. Sementara itu layanan Blue Bird Group di Bali hadir dengan
pilihan limousine dan mobil van untuk disewa mengelilingi pulau
Bali.
4) Big Bird
Berdiri tahun 1979, perusahaan ini merupakan
perkembangan usaha dari bisnis taksi Blue Bird dan limousine Golden
Bird.
Big Bird menyediakan layanan bus
carter, untuk keperluan bisnis maupun perjalanan wisata. Dengan armadanya
10, 25, 44 dan 54 seats dengan kursi reclining dan
ruang yang cukup untuk kaki.
Perangkat
khusus keamanan seperti radio komunikasi dan pada sejumlah kendaraan kaca anti
peluru juga dipasang. Untuk menambah kenyamanan penumpang, di
beberapa bus tersedia toilet dan televisi.
Layanan yang ditawarkan Big Bird
antara lain bus untuk:
·
Premium Service
·
Transportasi antar-jemput sekolah
·
Liburan bersama keluarga
·
Acara kumpul bersama perusahaan di luar kantor
·
Perjalanan wisata melintasi Jawa, Bali sampai Sumatera
Saat ini Big Bird menjadi mitra
pilihan sejumlah sekolah internasional di Jakarta, termasuk
Jakarta International School, British International School, Jakarta
Japanese School, Korean International School, dan the German International
School. Satu kunci penting yang melengkapi layanan Big Bird adalah pengemudi
yang bersahabat. Telah dilatih standar keamanan tertinggi untuk menghadapi
keadaan darurat, mereka siap memberi bantuan sewaktu-waktu dibutuhkan.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Analisa
SWOT PT.Blue Bird Group
1.
Strengths(kekuatan)
· Mobil
yang digunakan sebagai fasilitas pelayanan.
PT.
Blue Bird Grouptaxi menggunakan sedan limo dengan usia pemakaian maksimal 8
tahun, bahkan dalam
5 tahun sudah
dilakukan peremajaan.
· Kebersihan
Mobil.
PT.
Blue Bird Group mewajibkan kepada
sopir agar menjaga kebersihan mobil dengan
cara melakukan pengecekan kebersihan
didalam kabin sebelum ataupun
sesudah mendapat penumpang. Didalam pool juga tersedia bengkel cuci yang dapat
digunakan untuk pencucian mobil yang kotor.
· Penampilan
sopir / karyawan.
Seluruh sopir
dan karyawan Blue Bird Group diwajibkan
memakai seragam karyawan pada
saat bekerja antara
lain; Memakai sepatu,
celana bahan gelap, baju khusus
bertuliskan Blue Bird Groupdan dimasukan kedalam celana.
· Fasilitas
didalam mobil sebagai fasilitas pelayanan.
Disetiap
armada taksi Blue Bird Groupdilengkapi dengan heat unit standar toyota limo
yang dapat dinyalakan sesuai dengan permintaan penumpang.
· Ketepatan
waktu penyediaan taksi.
Apabila
ada pemesanan melalui telepon Operator
penerima pesanan telepon
dan sopir diberikan
fasilitas radio panggil frekuensi
khusus (HT) agar dapat berkomunikasi dua arah apabila ada permintaan taksi oleh penumpang. Supir yang terdekat menginformasikan
kederadaanya dan butuh waktu
berapa untuk sampai kepada
penumpang.
· Ketersediaan
waktu untuk menanggapi keluhan penumpang.
Blue
Bird Groupmenyediakan no telepon khusus untuk menerima keluhan dari
penumpang. Nomer telepon
tersebut ditempelkan ditempat
yang mudah dibaca oleh penumpang.
Dan manajemen memerintahkan sopir untuk mendengarkan keluhan penumpang (apabila
terjadi kesalahpahaman) sampai penumpang
selesai memberikan keluhan
serta tidak lupa meminta identitas dari penumpang untuk dilaporkan
kepada pihak manajemen supaya keluhan tersebut dapat ditanggapi lebih lanjut.
· Kemudahan bagi
penumpang untuk mendapatkan
taksi dimana saja
dan kapan saja.
Blue
Bird Groupselain memiliki pool taksi didaerah pedurungan, perusahaan
juga memiliki pool-pool bayangan
yang terletak disegala
penjuru semarang sebagai tempat
istirahat dan menunggu penumpang agar waktu tunggu dan jarak tempuh
untuk menghampiri penumpang
semakin kecil. Perusahaan juga bekerja
sama dengan tempat-tempat
pelayanan umum seperti
hotel, stasiun dan pelabuhan dengan cara menempatkan beberapa armadanya
ditempat tersebut untuk melayani para penumpang dari tempat tersebut.
2.
Weakness
(kelemahan).
· Kemampuan sopir
/ karyawan untuk memberikan
pelayanan secara cepat dan tepat kepada penumpang.
Sopir
dan karyawan Blue Bird Groupdiwajibkan untuk mematuhi standar prosedur
pelayanan yang telah ditetapkan. Namun
masih ada sebagian sopir yang kurang mematuhi standar prosedur pelayanan
tersebut, sehingga memberikan ketidak nyamanan bagi para penumpang. Oleh karena
itu apabila ada pelanggaran yang
dilakukan dengan sengaja, perusahaan akan memberikan sangsi yang tegas kepada
para sopir atau karyawan.
· Argo
Besarnya tarif argo
yang ditetapkan oleh perusahaan mengakibatkan Blue Bird Grouphanya digunakan
oleh kalangan menengah atas.
3.
Opportunity
(Peluang)
·
Masyarakat Indonesia
lebih suka menggunakan jasa PT Blue Bird Groupuntuk bepergian atau melakukan
perjalanan. Hal ini dikarenakan fasilitas PT Blue Bird Groupyang baik dan
memberikan kepuasan terhadap penggguna jasa tersebut.
·
Semakin banyaknya
pengguna jasa PT BlueBird, maka dapat mengembangkan PT Blue Bird Groupbaik dari
segi jumlah unit taksi yang ada dan peningkatan fasilitas yang ada.
·
Dapat mempermudah akses
PT Blue Bird Groupkarena telah tersebar di seluruh Indonesia.
4.
Threats(ancaman).
·
Adanya pesaing lain.
Persaingan
dalam jasa transportasi saat ini semakin ketat dengan banyaknya bermunculan
bisnis taksi baru yang serupa.
B.
Prestasi PT Blue Bird Group
PT. Blue Bird Group telah menerima banyak penghargaan
sehubungan dengan pencapaiannya dibidang layanan berstandar
internasional,manajemen operasional, serta kontribusinya terhadap pariwisata
dalam negeri. Beberapa pengemudi Blue Bird Group juga telah meraih penghargaan
sebagai ‘Pengemudi Terbaik’ versi Kementerian Pariwisata, Dewan Regulasi
Lalulintas, dan Departemen Perhubungan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1) Perusahaan
taksi Blue Bird adalah perusahaan jasa transportasi yang sudah ada semenjak 1
Mei 1972, hingga sekarang ini dan telah memasuki usia 41 tahun.
2) Perusahaan
taksi Blue Bird adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, dalam hal
ini yang dijual adalah jasapelayanan dan yang bisa djadikan tolak ukur dari
keberhaslan perusahaan adalah kepuasan dari konsumen.
3) Pelayanan
dan Fasilitas yang baik merupakan salah satu factor yang menyebabkan PT Blue
Bird Group menjadi Market Leader pada bidang pelayanan jasa transportasi.
B.
Saran
Dari semua pengetahuan yang
saya peroleh dari PT. Blue Bird Group, saya menyarankan agar PT. Blue Bird
Group bisa menjadi perusahaan jasa transportasi yang bisa digunakan oleh semua
kalangan masyarakat menengah ke bawah dan dapat terus berkembang sampai nanti
dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumen.
DAFTAR PUSTAKA