Minggu, 12 April 2015

Biogafi Ny. Mutiara Djokosoetono



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.
Sejalan dengan kemajuan dalam pendidikan, perekonomian yang lebih makmur,  perubahan  sosial budaya masyarakat,  serta perkembangan  ilmu pengetahuan  dan teknologi,  maka  kesadaran  masyarakat  terhadap  unsur  – unsur pelayanan yang dapat diberikan oleh perusahaan semakin meningkat. Pada saat ini kesadaran  konsumen  akan  pentingnya  nilai  kualitas  pelayanan  (Service  Quality) yang  diberikan  oleh  perusahaan,  baik  dalam  bentuk  jasa  maupun  dalam  bentuk barang semakin meningkat. Dari beberapa pengalaman menunjukan bahwa atas pemberian suatu kualitas jasa/pelayanan tertentu akan menimbulkan penilaian yang berbeda dari setiap konsumen, karena tergantung dari bagaimana konsumen mengharapkan   kualitas   jasa/pelayanan   tersebut
Pada saat ini industri jasa transportasi  taksi semakin  marak di Indonesia. Perusahaan PT. Blue bird Pusaka merupakan salah satu badan usaha yang mengkonsentrasikan salah satu bidang usahanya di sektor industri jasa transportasi yaitu taksi. Sebagai suatu perusahaan swasta tentu saja PT. Blue bird Pusaka hadir untuk mendapatkan keuntungan sekaligus memberikan pelayanan yang memuaskan bagi  konsumen.  Akan  tetapi  bukan  hanya  PT.  Blue  bird  Pusaka  sendiri  yang bergerak  di  bidang  jasa  transportasi  taksi  ini  sehingga  hal  ini  menimbulkan persaingan antar perusahaan yang bergerak di bidang ini.
PT. Blue bird Pusaka merupakan pendatang baru di bidang usaha jasa transportasi taksi di Semarang. Dengan adanya peningkatan permintaan akan kebutuhan angkutan umum yang bersifat pribadi dari konsumen dan meningkatnya jumlah   pesaing   telah   menimbulkan   tantangan   baru   bagi   pihak   menajemen perusahaan  bagaimana  agar  dapat  mendapatkan  pelanggan  bahkan mempertahankan loyalitas konsumen. Untuk mencukupi kebutuhan konsumen taksi Blue Bird memiliki 200 unit armada taksi yang telah beroperasi, dengan 320 sopir.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Biogafi Ny. Mutiara Djokosoetono

Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono dilahirkan di Malang pada 17 Oktober 1921. Berasal dari keluarga berada, namun pada usia 5 tahun keluarganya bangkrut. Kehidupan berubah drastis. Dari seorang gadis cilik yang dikelilingi fasilitas hidup naik kemudian menjadi miskin. ia kemudian meniti bangku sekolah dalam kesederhanaan luar biasa. Banyak hal yang mencirikan kesederhanaan hidup Bu Djoko semasa kecil. Makanan yang tak pernah cukup, pakaian seadanya, tak pernah ada uang jajan. Hidup betul-betul bertumpu pada kekuatan untuk tabah. Menginjak remaja ketegaran semakin terasah. Ia bertekad memperkaya diri dengan ilmu dan kepintaran. Di saat yang sulit itu ia berusaha merengkuh bahagia diantaranya banyak membaca kisah-kisah inspiratif yang diperoleh dengan meminjam. Salah satu kisah legendaris yang selalu menghiburnya adalah "Kisah Burung Biru" atau "The Bird Happiness". Kisah tersebut dilahap berkali-kali dan selalu membakar semangatnya, penabur inspirasi dan pemacu cita-citanya.
Bu Djoko remaja menyelesaikan pendidikan HBS di tahun 30-an dan kemudian lulus Sekolah Guru Belanda atau Europese Kweekschool. Dengan tekad yang kuat ia meninggalkan kampung halaman untuk merantau ke Jakarta. Dan berhasil masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia dengan menumpang di rumah pamannya di Menteng. Kemudian jalan hidup membawa berkenalan dengan Djokosoetono, dosen yang mengajarnya, yang juga pendiri serta Guberbur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Laki-laki itulah yang menikahinya selagi Bu Dkoko masih kuliah. Hingga dikaruniai 3 anak yaitu Chandra Suharto, Mintarsih Lestiani, dan Purnomo Prawiro. Sepanjang dasawarsa 50-an, Bu Djoko bersama keluarga melewatkan kehidupan yang sangat sederhana. Setelah lulus dari FHUI tahun 1952 dan langsung bekerja sebagai dosen di FHUI dan PTIK. Mereka kemudian menempati rumah dinas atas pekerjaan suaminya di jalan HOS Cokroaminoto Nomor 107, Menteng. Mereka dikepung oleh lingkungan yang mewah dan orang-orang dengan kemapanan materi di atas rata-rata. Sementara keluarga Djokosoetono praktis hanya memiliki uang kebutuhan berjalan. Untuk menambah penghasilan keluarga, Bu Djoko berjualan batik door to door. Tak ada gengsi, tak ada malu, tak ada rasa takut direndahkan oleh sesama isteri pejabat tinggi. Semuanya dilakukan murni sebagai kepedulian isteri untuk membantu suami mencari nafkah.
Namun penjualan batik yang sempat sukses kemudian menurun. Hingga Bu Djoko beralih kemudi berusaha telur di depan rumahnya. Realita berjualan telur menjadi pilihan bisnis yang brilian masa itu. Saat itu telur belum sepopuler sekarang. Masih dianggap bahan makanan ekslusif yang hanya dikonsumsi orang-orang menengah ke atas. Dengan lincah Bu Djoko mencari pemasok telur terbaik di Kebumen. Perlahan-lahan usaha telur Bu Djoko dan keluarga terus meningkat. Kegembiraan akan keberhasilan usaha menjadi berkabut lantaran kesedihan memikirkan sakit Pak Djoko meski pemerintah memberikan bantuan penuh untuk biaya perawatan Pak Djoko. Meski demikian, penyakit Pak Djoko tak kunjung sembuh, sampai akhirnya pada tanggal 6 September 1965 beliau wafat. Tak berapa lama setelah kepergian Pak Djoko, PTIK dan PTHM memberi kabar yang cukup menghibur keluarga. Mereka mendapatkan dua buah mobil bekas, sedan Opel dan Mercedes. Disinilah embrio lahirnya Taksi Blue Bird.
Pada suatu malam, Bu Djoko mulai merancang gagasan bagi operasional taksi yang dimulai dengan dua buah sedan pemberian yang dimiliki. Ia mengkhayalkan taksinya menjadi angkutan yang dicintai penumpangnya. Apa sih bisnis taksi itu ? Tentu ia mendambakan keamanan dan kepastian. Apa jantung dari usaha itu ? Pelayanan, tidak lebih. Lalu bagaimana agar bisnis itu tidak hanya sukses melayani penumpang tapi juga sukses mendulang keuntungan? Buat manajemen yang rapi. Dalam wacana yang sangat sederhana, Bu Djoko menyusun konsep untuk menjalankan usaha taksinya. Setelah memikirkan mobil dan cara mengelola, ia memikirkan pengemudi. Bagaimana menciptakan aturan main kerja sehingga pengemudi merasakan cinta saat bertugas? Bu Djoko dengan cepat menjawab pertanyaannya sendiri. Ia memperlakukan mereka seperti anak-anaknya sendiri. Pengemudi itu akan dididik dengan baik, dibina, dirangkul untuk sama-sama berkembang. Setelah puas menuangkan tentang hal-hal yang ia kerjakan, Bu Djoko tertidur dengan perasaan bahagia.
Inilah fase yang penting dalam sejarah kelahiran Blue Bird. Yakni ketika Bu Djoko menatap memulai bisnis taksi dalam rancangan idealisme yang ia buat. Walau bermodal dua mobil saja, tapi visinya sudah jauh ke depan. Dibantu ketiga anak dan menantu maka dimulailah usaha taksi gelap Bu Djoko. Uniknya usaha taksi terebut menggunakan penentuan tarif sistem meter yang kala itu belum ada di Jakarta. Untuk order taksi, ia menggunakan nomor telefon rumahnya. Karena Chandra ditugaskan menerima telepon dari pelanggan maka orang-orang menamakan taksi itu sebagai Taksi Chandra. Taksi Chandra yang hanya dua sedan itu kemudian melesat popular di lingkungan Menteng karena pelayanan yang luar biasa. Order muncul tanpa henti. Dari hasil keuntungan saat itu, BU Djoko bisa membeli mobil lagi. Kombinasi antara Bu Djoko yang berdisiplin tinggi dan penuh passion dalam menjalankan usahanya berpadu harmonis dengan pembawaan Chandra yang cermat dan tenang. Semua problem dalam menjalani usaha taksi dibawa dalam rapat keluarga untuk dicari solusinya.
B.     Sejarah Pendirian Perusahaan Taxi Blue Bird
Terinspirasi dari dongeng di Eropa tentang harapan dan doa seorang gadis untuk mendapatkan kebahagiaan yang akhirnya terkabul berkat kebaikan seekor burung biru, ‘Blue Bird’ pun lahir lebih dari sekadar jawaban sebuah doa dan harapan. Ia kini telah berkembang menjadi sebuah perusahaan transportasi terdepan, memenuhi harapan dan cita-cita bukan hanya bagi pendiri, almarhumah Ny Mutiara Djokosoetono, tapi juga bagi ribuan karyawan.

Pada tahun 1970, Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang kala itu dijabat oleh Letjen KKO Ali Sadikin, yang  berniat menjadikan Jakarta sebagai kota metropolitan, menganggap perlu adanya taksi sebagai sarana transportasi. Akhirnya taksi-taksi resmi pun mulai bermunculan di Jakarta. Hal inilah yang mendorong ibu Djoko untuk turut serta mendirikan perusahaan taksi. Namun, karena dilihat belum memiliki pengalaman dalam pengelolaan transportasi, izin pendirian perusahaan taksi ditolak.  Namun, hal tersebut tidak membuat Ibu Djoko berhenti berusaha. Dengan dibantu kedua Puteranya, Dr. H. Chandra Suharto (yang akrab disapa dengan panggilan Chandra) dan Dr. H. Purnomo Prawiro (yang akrab disapa dengan panggilan Purnomo), mencoba meminta tanda tangan kepada para pelanggan yang menggunakan “CT”, sebagai suatu bentuk rekomendasi. Dengan banyaknya rekomendasi dari para pelanggan yang menggunakan jasa perusahaan tersebut berkembang dan memiliki lisensi sebagai perusahaan taksi.
Pada 1972, jauh sebelum Jakarta berkembang menjadi kota metropolis yang berpenduduk sekitar 12 juta orang, Blue Bird telah hadir. Cikal bakal perusahaan ini yaitu layanan Golden Bird, yang kemudian dikenal sebagai Chandra Taksi, sebagai sebuah perusahaan penyedia jasa sewa mobil yang khusus melayani para jurnalis asing serta pelanggan lain yang berkunjung ke Jakarta, yang secara khusus menjadi sarana transportasi para jurnalis dan penumpang lainnya dari dan menuju bandara udara dan hotel.
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka tak perlu waktu lama bagi perusahaan untuk mendapatkan ijin usaha mengelola perusahaan taksi.
Pengalaman panjang mengelola bisnis transportasi mendukung upaya perusahaan mengembangkan teknologi baru dan mengelola sumber daya manusia, agar tetap unggul. Dari kantor pusatnya di Jakarta, perusahaan telah berkembang pesat merambah bisnis lainnya dengan tetap memperhatikan layanan pelanggan sebagai pedoman.
Hingga saat ini, Blue Bird Group, yang  mana perusahaan taksi Blue Bird menjadi bagian di sini, telah mengembangkan perusahaannya mencakup 4 divisi bisnis yang jangkakuan servisnya meliputi seluruh wilayah Indonesia.

Keempat divisi bisnis tersebut meliputi :
a)      Perusahaan taksi penumpang dan non penumpang
b)      Perusahaan manufaktur
c)      Property holiday resort di Lombok
d)      Support service.
Awalnya, Blue bird ‘muda’ didirikan untuk menyediakan alternatif jasa transportasi berkualitas yang memang belum ada pada waktu itu. Blue bird menjadi pelopor pengenaan tarif taksi berdasarkan sistem argo, serta melengkapi seluruh armadanya yang ber-AC dengan radio komunikasi. Untuk mempertahankan kualitas pelayanan, perusahaan pun membangun sejumlah bengkel khusus untuk merawat armadanya.
Setelah sukses berbisnis di layanan taksi reguler, Blue Bird, dan taksi limousine, Golden Bird, serta usaha sewa mobil, perusahaan kemudian mengembangkan usaha bus carter, Big Bird, pada 1979. Pada 1993 Blue bird pun menghadirkan layanan taksi eksekutif Silver Bird. Sampai saat ini Blue Bird Group tetap memikirkan untuk menjadikan Blue Bird semakin besar dan terus berkembang teknologi dan sumber daya manusia yang kompetitif . Hal ini sesuai dengan misi Blue Bird Group dalam mempertahankan posisi pertama sebagai pimpinan pasar dalam setiap bidang usaha yang digeluti, dengan menjadikan perusahaan sebagai perusahaan jasa yang dapat diandalkan dengan mengedepankan para pelanggannya sebagai prioritas utama dalam perbaikan perusahaan.
C.    Visi dan Misi Organisasi
1)      Visi
Menjadi perusahaan jasa transportasi yang berkualitas dan berkelanjutan yang memberikan jaminan kemakmuran secara terus menerus untuk semua stakeholder yang ada.
2)      Misi
Mencapai kepuasan pelanggan dan membangun serta memperahankan posisi pertama sebagai pemimpin pasar dalam setiap kategori yang digeluti. Kami adalah perusahaan jasa yang dapat diandalkan, berkualitas tinggi dan pelayanan-pelayanan unggul dengan penggunaan sumber-sumber daya secara tepat guna, dan kami bekerja sebagai sebuah tim.



D.    Filosofi Nama dan Logo Organisasi
                                     
           
Cikal bakal dari nama Blue Bird adalah ide dari sang pendiri, Ibu Hj. Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono SH (alm), yang terinspirasi dari cerita rakyat Eropa . cerita inisendiri mengisahkan tentang seorang gadis kecil yatim piatu yang hidup penuh dengan penderitaan. Sang gadis kecil pun berdoa kepada Tuhan meminta kebahagiaan. Akhirnya Tuhan pun mengirimkan utusannya sang burung biru. Sang gadis kecil bersama pengawal barunya pun berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan yang dicita-citakannya. Berbagai cobaan hidup kerap kali menimpa sang gadis kecil, namun dia tetap menjalaninya dengan penuh kejujuran, kerja keras, kedisiplinan dan kekeluargaan.
Nilai-nilai dari cerita yang sederhana tersebut yang akhirnya mengilhami Ibu Djoko (panggilan akrab Ibu Hj. Mutiara Siti Fatimah Djokosoentono SH (Alm) untuk menamai organisasi yang didirikannya. Beliau mendirikan organisasi dengan semangat empat nilai dari cerita rakyat Eropa tersebut dan nilai-nilai tersebut tetep dipertahankan hingga sekarang ini. Blu Bird Group kerap kali mengedepankan nilai kejujuran, kerja keras, disiplin dan kekeluargaan dalam melaksanakan setiap tugasnya demi tercapainya kepuasan untuk pihak eksternal, yaitu pelanggan jasa transportasi Blue Bird Group.
E.        Struktur organisasi     
Perusahaan taksi Blue Bird adalah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Perusahaan ini berkantor pusat di wilayah Jakarta Selatan. Struktur organisasi perusahaan taksi Blue Bird dikepalai oleh Presiden Direktur yang bertanggung jawab ke Dewan Komisaris. Presiden Direktur tersebut membawahi beberapa Vice President (VP) , yang terdiri dari Vice President business development, operasi reservasi dan hotel, personalia/umum, operasional, audit, administrasi/keuangan dan perizinan. Selain membawahi Vice President, Presiden Direktur juga membawahi langsung General Menager (Kepala Pool). Setiap General Manager/Kepala Pool membawahi beberapa manager yang masing-masing membawahi setiap bagian, yaitu teknik, personalia, operasional dan administrasi/keuangan. Manager tersebut mengepalai beberapa subbagian yang setiap sub bagiannya terdiri dari beberapa seksi.     
Deskripsi Tugas
Berikut ini adalah penjabaran deskripsi tugas dari masing-masing jabatan yang ada di perusahaan Taksi Blue Bird
1)      Dewan Komisaris
Tugas dari dewan komisaris adalah melakukan pengawasan atas jalannya usaha perusahaan dan memberikan masukan-masukan kepada para direktur. Dalam keadaan khusus yang mana bila Direktur berhalangan hadir dalam melakukan tugasnya, dewan komisaris memiliki wewenang untuk menggantikannya.

2)      Presiden Direktur
Presiden Direktur adalah pimpinan tertingga dalam perusahaan Blue Bird Group. Pimpinan tertinggi inimemiliki tanggung jawab dalam memimpin dan mengarahkan perusahaan, yaitu dalam hal :
·         Menyusun dtrategi dan visi,
·         Menjallin hubungan dan kemitraan strategis,
·         Mengatur investasi, alokasi dan divestasi,
·         Memimpin direksi,
·         Memastikan bahwa prinsip tata kelola perusahaan benar-benar diterapkan dengan baik,
·         Menjalin dan membina hubungan dengan pihak yang berkepentingan baik di dalam maupun luar perusahaan,
·         Mengembangkan budaya yang kuat diseluruh jajaran perusahaan, dan
·         Mendukung pengembangan sumber daya manusia.

3)      Vice President Business Development
Vice President Business Development membawahi empat bagian, yaitu Information Technology (IT), Total Quality Management (TQM), dan Public Relation (PR). Masing-masing bagian memiliki deskripsi tugas yang berbeda satu sama lain.

4)      Vice President Personalia
Membawahi seluruh bagian pengaturan pengemudi, terkait dengan masalah system sirkulasi pengemudi perusahaan.

5)      Vice President Audit
Membawahi seluruh bagian pengawasan keuangan diperusahaan.

6)      Vice President Operasi
Membawahi seluruh bagian pengaturan pengemudi, terkait dengan masalah system sirkulasi pengemudi perusahaan.

7)      Vice President Administrasi/Keuangan
Membawahi seluruh bagisn pengurusan dan pengarsipan seluruh transaksi yang berlangsung di perusahaan.



8)      Vice President Perizinan
Membawahi bagian yang mengatur mengenai regulasi dan kebijakan-kebijakan perusahaan dengan penyesuaian terhadap regulasi dan kebijakan pemerintah dan juga regulasi armada, baik perpanjangan izin lama (peremajaan armada taksi yang beroperasi) dan pengurusan izin baru (penambahan armada taksi yang akan beroperasi).



9)      General Manajer (Kepala Pool)
Kepala pool adalah seseorang yang menjabat sebagai pipminan cabang dan memilki tanggung jawab untuk mengetahui seluruh keadaan yang berlangsung di pool-nya,serta mengambil tindakan-tindakan dan keputusan yang berkaitan kinerja pool

10)  Manajer Teknik
Bertanggung jawab dalam perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian atas perawatan dan peremajaan armada Taksi Blue Bird

11)  Manajer Personalia
Bertanggung jawab dalam perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian atas pengadaan dan pengembangan tenaga kerja perusahaan,kompensasi,integrasi,pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan dari perusahaan.

12)  Manajer Operasional
Bertanggung jawab dalam perencanaan,pengorganisasian,pengarahan dan pengendalian atas pengaturan pengemudi,terkaitan dengan masalah system sirkulasi pengemudi,seperti halnya pengaturan jam kerja pengemudi dan armada taksi yang digunakan.

13)  Manajer Administrasi/Keuangan
Bertanggung jawab dalam perencanaan,pengorganisasian,pengarahan dan pengendalian atas kegiatan transaksi yang berangsung di perusahaan.

14)  Kepala Sub Bagian (Kasubag)
Melakukan pengelolaan dalam bidang yang telah ditetapkan.

15)  Kepala Seksi
Membantu dalam pengelolaandalam bidang yang telah ditetapkan

16)  Staff
Pelaksana program-program kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan guna tercapainya tujuan bersama.
F.        Sumber daya manusia perusahaan taxi blue bird
Dalam setiap organisasi tentunya memiliki profil pegawai yang bekerja di organisasi tersebut, demikian halnya dengan perusahaan taksi blue bird. Berikut ini adalah pemaparan profil pegawai berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenjang pendidikan.

1)      Berdasarkan Jenis Kelamin
Perusahaan taksi Blue Bird Groupberjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 84%. Sedangkan pegawai permpuan hanya sebesar 16%. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa pegawai PT. Blue Bird didominasi oleh pegawai pria. Hal ini dikarenakan dunia pertaksian dianggap sebagai dunia pria, meskipun demikian tidak menutup kemungkinan bagi perempuan untuk terjun kedalamnya. Factor lain yang menyebabkan sedikitnya perempuan berkecimpung adalah jam kerja, yang mana usaha jasa pertaksian adalah usaha yang beroperasi selama 24 jam, sedangkan kebijaksanaan pemerintah mengharuskan perempuan ditempatkan pada jam kerja antara pukul 23.00-07.00, perusahaan memiliki kewajiban-kewajiban sebagai mana yang telah ditetapkan pemerintah.
2)      Berdasarkan Usia
Pegawai blue bird berusia 30-40 tahun yaitu sebesar 42,50%. Untuk usia 40-50 tahun yaitu sebesar 23,20%. Sedangkan untuk usia dibawah 30 tahun dan dibawah 50 tahun yaitu sebesar 18,30% dan16%.  Batas minimal usia caonpegawai Blue Bird Groupyaitu 21 tahun dan memasuki masa pensiun pada usia 55 tahun. Namun untuk para pegawai yang sudah memasuki masa pensiun tetapi amsih dianggap perusahaan masih memiliki kredibilitas dalam memberikan pelayanan terkait sebagai pengajar pelatihan maka akan diberikan kewenangan untuk tetap bertahan tetapi tidak diperkenankan untuk beroperasi sebagai pengemudi taksi.

3)      Bedasarkan Latar Belakan Pendidikan
Pegawai PT. Blue Bird memiliki latar belakang pendidikan S1 yaitu sebesar 43,20% sedangkan untuk mereka yang berlatar belakang pendidikan D3 berjumlah sebesar 31,90%, SMA/STM sebesar 24,90% dan S2 sebesar 9,30% utnuk mereka yang lulusan S1 banyak yang menduduki posisi sebagai karyawan atau meneger akan tetapi sebagian kecil juga ada yang bekerja sebagai pengemudi. Demikian juga halnya dengan mereka yang lulusan D3. Sedangkan mereka yang lulusan S2 adalah para pimpinan tinggi di PT. Blue Bird.
Saat ini bagi mereka yang hendak melamar memnjadi pegawai di Blue Bird minimal memiliki latar belakang pendidikan D3, kecuali untuk posisi Pengemudi, Office Boy, Front Desk, Dispetcher dan Bengkel masih menerima mereka yang memiliki latar belakang pendidikan sebatas lulusan SMA/STM.
G.      Sistem Perekrutan Driver atau Sopir
1)      Sehat Jasmani dan Rohani terutama Tekanan darah dan tensi.
2)      Memiliki SIM A umum.
3)      Patuh pada aturan Blue Bird Group.
4)      Harus mengikuti dan lulus Test Driving standar Blue Bird Group.
5)      Setelah dinyatakan lulus, semua calon pengemudi mendapatkan pendidikan singkat tentang sejarah dan cara-cara mengemudi atau cara pengoperasionalan pada Armada-armada yang disediakan Blue Bird Group dengan teknik-teknik yang Profesional. Setiap calon pengemudi yang dinyatakan lulus Test driving akan mendapat pendidikan secara langsung selama tiga hari di kantor Blue Bird Group dengan system, ketentuan, dan aturan-aturan sebagaimana layaknya berlalu lintas yang benar di jalan umum dengan menerapkan pola, seperti :
·         Tidak menyebabkan tabrakan
·         Tidak menabrak
·         Tidak ditabrak oleh orang lain
Dalam hal penyeleksian ini dilakukan oleh senior-senior driver yang sudah ditugaskan oleh pihak management Blue Bird Group untuk membina calon-calon pengemudi armada Blue Bird Group.                         
H.       Fasilitas perusahaan taxi blue bird
1)      Taksi Reguler
Mulai melayani tahun 1972, Blue Bird merupakan mitra transportasi terpercaya. Selama beberapa tahun nama Blue Bird sinonim dengan standar tinggi layanan taksi penumpang, mengangkut lebih dari 8,5 juta orang di seluruh Indonesia per-bulan.
Agar bisa mengikuti pertumbuhan keinginan pasar dalam transportasi yang dapat diandalkan, PT. Blue Bird Group telah  mendirikan anak-anak  perusahaan termasuk Bali Taxi, Morante Jaya, Cendrawasih, Surabaya Taksi, Lombok taksi dan Pusaka Group. Saat ini, PT Blue Bird Grouptelah memiliki armada taksi terpadu 21.000 unit tersebar di 58 pool di Jakarta, Bali, Bandung, Banten, Manado, Medan, Lombok, Semarang, Surabaya, Padang, Palembang, Pekanbaru dan Batam, Blue Bird terus berekpansi secara geografis. Memanfaatkan teknologi  dan know-how termasuk sistem pemesanan terkomputerisasi sepanjang hari, perusahaan berhasrat memberi layanan terbaik dan menyamankan setiap penumpang.
Di sisi operasi, strategi penempatan outlet taksi di sejumlah kota besar Indonesia telah memudahkan akses taksi ini di dalam dan di luar kawasan bisnis utama. Ini termasuk pusat turis serta bandara nasional dan internasional di seluruh negeri.

2)      Silver Bird
Untuk memenuhi kebutuhan pasar akan taksi yang lebih ekslusif, Blue Bird Group menghadirkan Silver Bird. Jenis taksi eksekutif ini, terkenal dengan warna hitamnya dengan kelas tersendiri, mulai beroperasi pada 1993. Sebuah makna baru dalam transportasi eksekutif.
Armada Silver Bird saat ini berjumlah 1200 unit (Mercedes Benz C200 CGI & C230 elg & E200 CGI & E200 K, Toyota Vellfire, Toyota Alphard dan Toyota Camry). Tersedia sejumlah kenyamanan yang didambakan penumpang, termasuk interior yang luas dan ruang kabin yang mewah. Setiap mobil dilengkapi perangkat GPS dan EDC* yang dapat mempermudah para pengguna jasa layanan PT Blue Bird Groupmembayar dengan Debit & Credit Card Bank Danamon, Amex, Citi, Visa dan Master Card. Pengguna jasa  diuntungkan dengan tersedianya pengemudi  handal berbahasa Inggris maupun Indonesia yang selalu siap membantu.
Layanan Silver Bird bertujuan terutama untuk mengakomodasi seluruh kebutuhan eksekutif,  mulai dari mengantar ke atau dari bandara hingga membawa tamu-tamu VIP dan pejabat.  Taksi Silver Bird bisa didapat di hotel-hotel bintang empat dan lima di Jakarta dan Surabaya termasuk di bandara internasional Soekarno Hatta dan Juanda.

3)      Golden Bird

Golden Bird menawarkan Car Rental dan rental Limousine dengan pilihan kendaraan terbaik dan mewah di Indonesia. Para pengguna jasa layanan PT Blue Bird dapat menikmati kenyamanan berkendara pribadi tanpa harus memikirkan perawatan berkala serta biaya asuransi. Golden Bird memiliki sejumlah pilihan kendaraan standar dan mewah dengan sistem sewa jangka pendek dan panjang untuk berbagai keperluan dengan atau tanpa pengemudi.
Blue Bird Group juga telah mendirikan Pusaka Prima Transport untuk melayani pelanggan korporat dengan kontrak jangka panjang.  Pusaka Prima Transport menawarkan layanan Total Fleet Management untuk menjamin setiap kendaraan digunakan seefektif mungkin sesuai kebutuhan pengguna layanan tersebut. Sementara itu layanan Blue Bird Group di Bali hadir dengan pilihan limousine dan mobil van untuk disewa mengelilingi pulau Bali.


4)      Big Bird
Berdiri tahun  1979, perusahaan ini merupakan perkembangan usaha dari bisnis taksi Blue Bird dan limousine Golden Bird.
Big Bird menyediakan layanan bus carter, untuk keperluan bisnis maupun perjalanan wisata.  Dengan armadanya 10, 25, 44 dan 54 seats dengan kursi reclining dan ruang yang cukup untuk kaki.
Perangkat khusus keamanan seperti radio komunikasi dan pada sejumlah kendaraan kaca anti peluru juga dipasang. Untuk menambah kenyamanan penumpang, di beberapa bus tersedia toilet dan televisi.
Layanan yang ditawarkan Big Bird antara lain bus untuk:
·         Premium Service
·         Transportasi antar-jemput sekolah
·         Liburan bersama keluarga
·         Acara kumpul bersama perusahaan di luar kantor
·         Perjalanan wisata melintasi Jawa, Bali sampai Sumatera
Saat ini Big Bird menjadi mitra pilihan sejumlah sekolah internasional di Jakarta, termasuk Jakarta International School, British International School, Jakarta Japanese School, Korean International School, dan the German International School. Satu kunci penting yang melengkapi layanan Big Bird adalah pengemudi yang bersahabat. Telah dilatih standar keamanan tertinggi untuk menghadapi keadaan darurat, mereka siap memberi bantuan sewaktu-waktu dibutuhkan.





BAB III
PEMBAHASAN
A.    Analisa SWOT PT.Blue Bird Group
1.    Strengths(kekuatan)
·      Mobil yang digunakan sebagai fasilitas pelayanan.
PT. Blue Bird Grouptaxi menggunakan sedan limo dengan usia pemakaian maksimal  8  tahun,  bahkan  dalam  5  tahun  sudah  dilakukan  peremajaan.

·      Kebersihan Mobil.
PT. Blue Bird Group  mewajibkan   kepada   sopir   agar menjaga   kebersihan mobil  dengan  cara  melakukan pengecekan   kebersihan   didalam  kabin sebelum ataupun sesudah mendapat penumpang. Didalam pool juga tersedia bengkel cuci yang dapat digunakan untuk pencucian mobil yang kotor.

·      Penampilan sopir /  karyawan.
Seluruh   sopir   dan   karyawan   Blue Bird Group  diwajibkan   memakai   seragam karyawan  pada  saat  bekerja  antara  lain;  Memakai  sepatu,  celana  bahan gelap, baju khusus bertuliskan Blue Bird Groupdan dimasukan kedalam celana.

·      Fasilitas didalam mobil sebagai fasilitas pelayanan.
Disetiap armada taksi Blue Bird Groupdilengkapi dengan heat unit standar toyota limo yang dapat dinyalakan sesuai dengan permintaan penumpang.
·      Ketepatan waktu penyediaan taksi.
Apabila ada pemesanan melalui telepon Operator  penerima  pesanan  telepon  dan  sopir  diberikan  fasilitas  radio panggil frekuensi khusus (HT) agar dapat berkomunikasi dua arah apabila ada permintaan taksi oleh     penumpang. Supir yang terdekat menginformasikan kederadaanya dan  butuh  waktu  berapa  untuk sampai kepada penumpang.

·      Ketersediaan waktu untuk menanggapi keluhan penumpang.
Blue Bird Groupmenyediakan no telepon khusus untuk menerima keluhan dari penumpang.  Nomer  telepon  tersebut  ditempelkan  ditempat  yang  mudah dibaca oleh penumpang. Dan manajemen memerintahkan sopir untuk mendengarkan keluhan penumpang (apabila terjadi kesalahpahaman) sampai penumpang  selesai  memberikan  keluhan  serta tidak lupa meminta identitas dari penumpang untuk dilaporkan kepada pihak manajemen supaya keluhan tersebut dapat ditanggapi lebih lanjut.

·      Kemudahan  bagi  penumpang  untuk  mendapatkan  taksi  dimana  saja  dan kapan saja.
Blue Bird Groupselain memiliki pool taksi didaerah pedurungan,  perusahaan  juga memiliki  pool-pool  bayangan  yang  terletak  disegala  penjuru  semarang sebagai tempat istirahat dan menunggu penumpang agar waktu tunggu dan jarak  tempuh  untuk  menghampiri  penumpang  semakin  kecil.  Perusahaan juga  bekerja  sama  dengan  tempat-tempat  pelayanan  umum  seperti  hotel, stasiun dan pelabuhan dengan cara menempatkan beberapa armadanya ditempat tersebut untuk melayani para penumpang dari tempat tersebut.

2.    Weakness (kelemahan).
·      Kemampuan  sopir  / karyawan  untuk  memberikan  pelayanan  secara  cepat dan tepat kepada penumpang.
Sopir dan karyawan Blue Bird Groupdiwajibkan untuk mematuhi standar prosedur pelayanan yang telah ditetapkan.  Namun masih ada sebagian sopir yang kurang mematuhi standar prosedur pelayanan tersebut, sehingga memberikan ketidak nyamanan bagi para penumpang. Oleh karena itu apabila ada pelanggaran  yang dilakukan dengan sengaja, perusahaan akan memberikan sangsi yang tegas kepada para sopir atau  karyawan.

·    Argo
Besarnya tarif argo yang ditetapkan oleh perusahaan mengakibatkan Blue Bird Grouphanya digunakan oleh kalangan menengah atas.

3.      Opportunity (Peluang)
·         Masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan jasa PT Blue Bird Groupuntuk bepergian atau melakukan perjalanan. Hal ini dikarenakan fasilitas PT Blue Bird Groupyang baik dan memberikan kepuasan terhadap penggguna jasa tersebut.

·         Semakin banyaknya pengguna jasa PT BlueBird, maka dapat mengembangkan PT Blue Bird Groupbaik dari segi jumlah unit taksi yang ada dan peningkatan fasilitas yang ada.

·         Dapat mempermudah akses PT Blue Bird Groupkarena telah tersebar di seluruh Indonesia.

4.      Threats(ancaman).
·         Adanya pesaing lain.
Persaingan dalam jasa transportasi saat ini semakin ketat dengan banyaknya bermunculan bisnis taksi baru yang serupa.

B.   Prestasi PT Blue Bird Group
PT. Blue Bird Group telah menerima banyak penghargaan sehubungan dengan pencapaiannya dibidang layanan berstandar internasional,manajemen operasional, serta kontribusinya terhadap pariwisata dalam negeri. Beberapa pengemudi Blue Bird Group juga telah meraih penghargaan sebagai ‘Pengemudi Terbaik’ versi Kementerian Pariwisata, Dewan Regulasi Lalulintas, dan Departemen Perhubungan.
 

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1)      Perusahaan taksi Blue Bird adalah perusahaan jasa transportasi yang sudah ada semenjak 1 Mei 1972, hingga sekarang ini dan telah memasuki usia 41 tahun.
2)      Perusahaan taksi Blue Bird adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, dalam hal ini yang dijual adalah jasapelayanan dan yang bisa djadikan tolak ukur dari keberhaslan perusahaan adalah kepuasan dari konsumen.
3)      Pelayanan dan Fasilitas yang baik merupakan salah satu factor yang menyebabkan PT Blue Bird Group menjadi Market Leader pada bidang pelayanan jasa transportasi.



B.     Saran
Dari semua pengetahuan yang saya peroleh dari PT. Blue Bird Group, saya menyarankan agar PT. Blue Bird Group bisa menjadi perusahaan jasa transportasi yang bisa digunakan oleh semua kalangan masyarakat menengah ke bawah dan dapat terus berkembang sampai nanti dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumen.






DAFTAR PUSTAKA