Senin, 24 Maret 2014

pembuatan larutan



BAB I
Pendahuluan
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut campuran. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak hanya terbatas pada cairan saja.
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran gas adalah larutan. Proses pelarutan dapat diilustrasikan seperti Gambar di atas.
Jenis-jenis larutan
  • Gas dalam gas – seluruh campuran gas
  • Gas dalam cairan – oksigen dalam air
  • Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
  • Padatan dalam cairan – gula dalam air
  • Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
  • Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
  • Padatan dalam padatan – alloys

Macam Macam Konsentrasi Larutan (Kimia)
Dibawah ini merupakan beberapa macam larutan beserta konsentrasi larutan dalam kimia
1. Fraksi mol
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.
Fraksi mol dilambangkan dengan x.
Contoh:
suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut a den 7 mol zat terlarut b. Maka:
xa = na / (na + nb) = 3 / (3 + 7) = 0.3
xb = nb /(na + nb) = 7 / (3 + 7) = 0.7
* xa + xb = 1




2. Persen berat
persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Contoh:
larutan gula 5% dalam air, artinya: dalam 100 gram larutan terdapat :
- gula = 5/100 x 100 = 5 gram
- air = 100 – 5 = 95 gram

3. Molalitas (m)
molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Contoh:
hitunglah molalitas 4 gram naoh (mr = 40) dalam 500 gram air!
- molalitas naoh = (4/40) / 500 gram air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air = 0,2 m
4. Molaritas (m)
molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Contoh:
berapakah molaritas 9.8 gram h2so4 (mr= 98) dalam 250 ml larutan?
- molaritas h2so4 = (9.8/98) mol / 0.25 liter = (0.1 x 4) mol / liter = 0.4 m
5. Normalitas (n)
normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion h+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-.
Ketika mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan  pada dasarnya  adalah  fase  yang  homogen  yang  mengandung  lebih  dari  satu komponen.  Komponen  yang  terdapat  dalam  jumlah  yang  besar disebut pelarut atau solvent, sedang komponen yang  terdapat dalam  jumlah yang kecil  disebut  zat  terlarut  atau  solute.  Konsentrasi  suatu  larutan  didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut.  Konsentrasi  dapat  dinyatakan  dalam  beberapa  cara, antara  lain molaritas,  molalitas,  normalitas  dan  sebagainya. Molaritas  yaitu  jumlah mol solute dalam satu  liter  larutan, molalitas yaitu  jumlah mol solute per 1000  gram  pelarut  sedangkan  normalitas  yaitu  jumlah  gram  ekuivalen solute dalam 1 liter larutan.
Dalam  ilmu  kimia,  pengertian  larutan  ini  sangat  penting  karena hampir  semua  reaksi  kimia  terjadi  dalam  bentuk  larutan.  Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran serba sama dari dua komponen atau lebih yang  saling  berdiri  sendiri. Disebut  campuran  karena  terdapat molekul-molekul,  atom-atom  atau  ion-ion  dari  dua  zat  atau  lebih.  Larutan dikatakan  homogen  apabila  campuran  zat  tersebut  komponen komponen penyusunnya  tidak  dapat  dibedakan  satu  dengan  yang  lainnya lagi. Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak dapat lagi melihat dari bentuk gulanya, hal ini karena larutan sudah tercampur secara homogen.
Dalam  pembuatan  larutan  dengan  konsentrasi  tertentu  sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan, untuk itu diperlukan  praktikum.dan  pada  praktikum  acara  ini  akan dilaksanakan acara  pembuatan  dan  standarisasinya.  Dalam  hal  ini  adalah membuat larutan 0,1 N HCL dan standarisasi HCL serta menentukan kadar Na2CO3 dengan HCL. Dalam pembuatan  larutan harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang didapatkan sesuai  dengan  yang  diharapkan.  Untuk  mengetahui  konsentrasi sebenarnya  dari  larutan  yang  dihasilkan  maka  dilakukan standarisasi.
Standarisasi  pada  percobaan  ini menggunakan metode  titrasi  asam  basa yaitu proses penambahan larutan standar dengan larutan asam. Keterkaitan  praktikum  kimia  dalam  acara  ini  dengan  pertanian. Yaitu  digunakannya  senyawa-senyawa  kimia  sebagai pemberantas  hama yang  lebih  dikenal  dengan  pestisida.  Pestisida  sebagian  besar berbentuk larutan. Selain sebagai pestisida juga digunakan sebagai pupuk. Meskipun denikian,  penggunaan  larutan  kimia  sebagai  pupuk  perlu diperhatikan penggunaannya. Penggunaan pupuk harus sesuai dengan kadar yang telah ditentukan  agar  dapat mendukung  sektor  pertanian  dalam memproduksi hasil-hasilnya.


















BAB II
Tinjauan Pustaka
Larutan  merupakan  campuran  karena  terdiri  dari  dua  bahan  dan disebut homogen karena sifat-sifatnya sama di sebuah cairan. Karena larutan adalah  campuran molekul biasanya molekul-molekul pelarut  agak berjauhan dalam  larutan  bila  dibandingkan  dalam  larutan  murni. Gaya tarik inter molekul  diantara molekul  tidak  sejenis menyebabkan  pelepasan  energi dan entalpi  menurun.  Larutan  pada  dasarnya  adalah  campuran  homogen, dapat berupa  gas,  zat  cair  maupun  padatan.  Menyebabkan  komponen koponen dalam  larutan  saja  tidak  cukup memberikan  larutan  secara  lengkap. Banyak cara  untuk  memberikan  konsentrasi  larutan  yang  semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut (atau larutan). Dengan demikian setiap  sistem  konsentrasi  menyatakan  satuan  yang  digunakan  zat terlarut, kuantitas zat terlarut pelarut (Anonim,2007).
Larutan adalah campuran dari dua atau lebih zat. Larutan dapat terjadi karena komponen larutan terdispresi menjadi atom atau molekul atau lain-lain saling  bercampur  baur.  Larutan  dapat  berupa  padat,  cair,  atau  gas. Namun lazimnya  yang  disebut  larutan  adalah  zat  cair.  Larutan  terdiri  dari dua komponen yaitu pelarut (solvent) dan zat pelarut (solut). Jumlah pelarut lebih banyak daripada zat terlarut (Anonim, 2007)
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya perlu dilakukan standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dengan titrasi (Harjadi, 2000).
Komponen dan sifat fase cairan baru ini, yaitu larutan berbeda dari air murni. Larutan adalah campuran karena ini terdiri dari 2 zat atau lebih. Larutan ini homogen karena sifatnya di seluruh cairan. Campuran air dan pasir adalah campuran heterogen larutan adalah campuran molekul (atom atau ion dalam beberapa hal), biasanya molekul pelarut agar berjauhan dalam larutan dibanding dalam larutan murni (Petrucci, 1992).
Setiap cara yang melokalisir titik dimana pH berubah sangat cepat dapat digunakan untuk mendeteksi titik ekuivalen dari suatu titrasi, yaitu : titik dimana jumlah ekuivalen dari basa dan asam telah tercampur. Salah satu cara untuk menentukan titik ekuivalen adalah dengan menggunakan zat warna yang mempunyai warna yang sensitif terhadap konsentrasi hidrogen. Zat warna ini dapat digunakan sebagai indikator dan dapat memberikan keterangan tentang PH suatu larutan (Haryono, 2001).
Titrasi  adalah  cara  analisis  untuk  menghitung  jumlah  cairan  yang dibutuhkan  untuk  bereaksi  dengan  sejumlah  cairan  lain. Dalam  satu cairan yang  mengandung  reaktan  ditempatkan  dalam  buret,  sebuah  tabung  yang panjang  salah  satu ujungnya  terdapat kran  (stopkok) dengan  skala milimeter dan  sepersepuluh milimeter.  Cairan  di  dalam  buret  disebut  titran dan  pada titran  ditambah  indikator,  perubahan  warna  indikator  menandai habisnya titrasi (Wahyudi, 2000).
Reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri adalah salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan reaksi dalam analisis titrimetri. Asidi alkalimetri ini melibatkan titrasi basa bebas atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah, dengan suatu standar (asidimetri) dan titrasi asam bebas yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah, dengan suatu basa standar (alkali metri). Reaksi-reaksi ini melibatkan senyawa ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air (Bassett, 1994).
Analisis volumetri juga dikenal sebagai titrimetri, di mana zat dibiarkan bereaksi dengan zat yang lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit) kemudian dihitung. Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping (Khopkar, 1990).
Dalam menguji suatu reaksi untuk menetapkan apakah reaksi itu dapat digunakan untuk suatu titrasi, pembuatan suatu kurva titrasi akan membantu pemahaman untuk titrasi asam basa suatu kurva titrasi terdiri dari suatu alur pH atau pOH versus ml titran. Kurva semacam itu membantu dalam mempertimbangkan kelayakan suatu titrasi dan dalam memilih indikator yang tepat (Underwood, 1999).


















BAB III
Alat, Bahan, dan Cara Kerja
  1. Alat
    1. gelas ukur
    2. labu takar
    3. Erlenmeyer
    4. Pipet
    5. Pipet
    6. Statif
    7. Corong
    8. Gelas piala
    9. Gelas arloji
  2. Bahan
    1. Larutan HCl
    2. Larutan Na2B4O7.10H2O 0,4gr
    3. Larutan Na2CO3 0,75gr
    4. Indikator MO (Methyl Orange)
    5. Aquadest
  3. Cara Kerja
a. Pembuatan larutan HCl 0,1 N
1)      Memasukan x ml HCl kedalam labu takar 100 ml
2)      Menuangkan aquades kedalam labu takar sampai batas garis.
3)      Mengocok larutan tersebut.
4)      Memindahkan larutan HCl yang sudah dibuat kedalam Erlenmeyer.
b. Standarisai 0,1 N HCl dengan borax.
1)      Mengambil 0,404 gr borax murni.
2)      Memasukan borax kedalam labu erlenmeyer dan melarutkan dengan 5 ml akuades + 3 tetes indikator MO.
3)      Mentitrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna kemudian menghitung N HCl.
c. Menentuan kadar Na2CO3
1)      Menimbang 0,75 gr Na2CO3 dan memasukan kedalam labu takar 5 ml kemudian memberi air sampai tanda.
2)      Mengambil 10 ml kemudian memasukan kedalam Erlenmeyer kemudian menambahkan indikator MO 3 tetes.
3)      Mentitrasi dengan HCl yang telah dibuat, kemudian menentukan kadar Na2­CO3.
BAB IV
Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Pembuata larutan HCl 0,1 N
V HCl (ml)
Bj HCl (gr/ml)
Kadar HCl (%)
X ml HCl
1
1,19
37
0,83
Sumber:  Laporan Sementara
Tabel 1.2 Standarisasi 0,1 N HCl dengan Borax (Na2B4O7. 10 H2O)
m Borax (gr)
V HCl (ml)
Warna
Awal
Proses
Akhir
0,4
41,3
Kuning
Orange
Merah Muda
Sumber: Laporan Sementara
Tabel 1.3 Penentuan kadar Na2CO3
V HCl (ml)
Kadar Na2CO3 (%)
Warna
Awal
Proses
Akhir
0,7
4,95
Kuning
Orange
Merah Muda
Sumber: Laporan Sementara











BAB V
Pembahasan dan Kesimpulan
1. Pembahasan
Larutan terdiri atas dua komponen penting yaitu pelarut (solvent) yang memiliki proporsi lebih besar dan zat terlarut (solut) yang proporsinya lebih kecil. Larutan pada dasarnya adalah campuran yang homogen dapat berupa gas, cair, maupun padatan. Pada pembuatan larutan 0,1 N HCl pada percobaan ini dicari 0,1 N HCl dengan 0,83 ml HCl pekat, namun dalam percoban diperoleh 0,05 N HCl dengan 0,83 ml HCl. Mungkin ini terjadi karena faktor relatif misalnya pada penambahan aquadest dalam HCl sampai tanda garis didalam labu takar melebihi garis, sehingga seharusnya konsentrasi HCl 0,1 N yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit karena HCl nya lebih encer maka N HCl didapatkan 0,05 N. Besarnya volume N HCl, berat jenis HCl dan kadar dari HCl pekat (%) mempengaruhi penentuan volume HCl pekat yang dibutuhkan.
Standarisasi 0,1 N HCl dengan Borax (Na2B4O7.10H2O) dilakukan dengan cara titrasi. Indikator MO digunakan dalam titrasi dan tanda titrasi terjadi ialah terjadi perubahan warna yang kemudian titrasi dapat dihentikan, kemudian dapat dihitung normalitas HCl adalah 0,05 N. Dalam percobaan didapati warna pada awal adalah kuning, kemudian pada proses warna berubah orange, dan diakhir menghasilkan warna merah muda. Dalam proses titrasi ini hanya dibutuhkkan 41,3 ml HCl untuk mencapai titik ekuivalen.
Penentuan kadar Na2CO3 juga dilakukan dengan metode titrasi. Untuk kadar Na2CO3 dalam percobaan diperoleh 4,95% . perubahan warna yang terjadi adalah kuning pada warna awal, kemudian berubah menjadi orange pada proses, yang kemudian didapat warna merah muda pada warna akhir. Besar kadar Na2CO3 dipengaruhi oleh N HCl, volume HCl, BM Na2CO3, serta masa Na2CO3. Perubahan warna dari kuning menjadi merah muda telah terjadi pada volume HCl 0,7 ml. hal ini terjadi mungkin terjadi karena penetesan HCl terlalu cepat sehingga perubahan pun cepat terjadi.
2. Kesimpulan
Dari percobaan dan analisa yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
  1. Dalam pembuatan larutan 0,1 N HCl diperlukan 0,83 ml HCl.
  2. Konsentrasi larutan sebenarnya dapat diketahui dengan standarisasi yang dilakukan dengan cara titrasi.
  3. Pada penitrasian Borax (Na2B4O7.10H2O) dan Na2CO3 diperoleh warna kuning diawal, kemudian warna orange pada proses, dan warna merah muda di akhir. Dengan volume HCl 41,3 ml pada standarisasi dengan Borax dan volume HCl 0,7 ml pada Na2CO3.
  4. Pada standarisasi borax diperoleh normalitas HCl 0,05 N.
  5. Dan kadar Na2CO3 diperoleh 4,95%.


BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/#q=makalah+larutan+kimia&safe=vss&start=90 http://nabsya.wordpress.com/2013/06/01/pembuatan-larutan-dan-standarisasinya/
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700009/larutan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Basa
http://srwidoretnoblog.wordpress.com/ipa-1/asam-dan-basa-2/larutan-basa/
http://viliayanti.blogspot.com/2012/12/larutan-basa.html
http://nyolongmp3press.blogspot.com/2011/01/contoh-makalah-asam-basa.html
http://farida-cie.blogspot.com/2012/08/makalah-kimia-asam-dan-basa-kelas-xi.html
http://nosalagustian23.blogspot.com/2012/08/makalah-kimia-dasarii-basa-dan-sistem.html
http://bayuoevo.blogspot.com/2009/11/contoh-makalah-kimia.html
http://www.chem-is-try.org/kata_kunci/asam-basa/
http://indrapragi.blogspot.com/2011/05/makalah-kimia-asam-basa.html
http://narachelsea.blogspot.com/2013/04/indikator-asam-basa-alami-sma-5.html
http://nahason-bastin.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html


Sabtu, 15 Maret 2014

Kabupaten Bone




Kabupaten Bone




Makna kata " bone" menurut bahasa bugis

Bone dahulu disebut tanah bone. Berdasarkan lontarak bahwa nama asli bone adalah pasir, dalam bahasa bugis dinamakan bone adalah kessi (pasir). Dari sinilah asal usul sehingga dinamakan bone. Adapun bukit pasir yang dimaksud kawasan bone sebenarnya adalah lokasi bangunan mesjid raya sekarang ini letaknya persis di jantung kota watampone ibu kota kabupaten bone tepatnya di kelurahan bukaka. Kabupaten bone adalah suatu kerajaan besar di sulawesi selatan yaitu sejak adanya manurungnge ri matajang pada awal abad xiv atau pada tahun 1330. Manurungnge ri matajang bergelar mata silompo’e sebagai raja bone pertama memerintah pada tahun 1330 – 1365. Selanjutnya digantikan turunannya secara turun temurun hingga berakhir kepada andi pabbenteng sebagai raja bone ke– 33 diantara ke – 33 orang raja yang telah memerintah sebagai raja bone dengan gelar mangkau, terdapat 7 (tujuh) orang wanita.

Struktur pemerintahan kerajaan bone dahulu terdiri dari :
• arung pone (raja bone) bergelar mangkau
• makkedangnge tanah ( bertugas dalam bidang hubungan/urusan dengan kerajaan lain (menteri luar  
negeri)
• tomarilaleng (bertugas dalam bidang urusan dalam daerah kerajaan lain (meteri dalam negeri)
• ade pitu (hadat tujuh)

Terdiri dari tujuh orang, merupakan pembantu utama/pemimpin pemerintahan di kerajaan bone, masing-masing :
1. Arung ujung
    Bertugas mengepalai urusan penerangan kerajaan bone.
2. Arung ponceng
    Bertugas mengepalai urusan kepolisian/kejaksaan dan pemerintaha.
3. Arung t a’
    Bertugas mengepalai urusan pendidikan, dan mengetuai urusan perkara sipil.


4. Arung tibojong
    Bertugas mengepalai urusan perkara/pengadilan landschap/ badat besar dan mengawasi urusan perkara      
    pengadilan distrik/ badat kecil.
5. Arung tanete riattang
    Bertugas mengepalai memegang kas kerajaan, mengatur pajak dan pengawasan keuangan.
6. Arung tanete riawang
    Bertugas mengepalai pekerjaan negeri (landschap werken-lw) pajak jalan dan pengawas opzichter.
7. Arung macege
    Bertugas mengepalai urusan pemerintahan umum dan perekonomian.

Ponggawa (panglima perang )bertugas dibidang pertahanan kerajaan bone dengan membawahi 3 (tiga) perangkat masing-masing :
1. Anreguru anakarung
    Bertugas mengkoordinir para anak bangsawan berjumlah 40 (empat puluh) orang bertugas sebagai  
    pasukan elit kerajaan.
2. Pangulu joa
    Bertugas mengkoordinir pasukan dari rakyat tana bone yang disebut passiuno artinya : pasukan siap
    tempur dimedan perang setiap saat; rela mengorbankan jiwa raganya demi tegaknya kerajaan bone dari
    gangguan kerajaan lain.
3. Dulung (panglima daerah)
    Bertugas mengkoordinir daerah kerajaan bawahan, di kerajaan bone terdapat 2 (dua) dulung (panglima
    daerah) yakni dulungna ajangale dari kawasan bone utara dan dulungna awang tangka dari bone
    selatan.
A.jennang (pengawas)
    Berfungi mengawasi para petugas yang menangani bidang pengawasan baik dalam lingkungan istana,
    maupun dengan daerah/ kerajaan bawahan.
B.kadhi (ulama) perangkatnya terdiri dari imam, khatib, bilal, dan lain-lain, bertugas sebagai penghulu
    syara dalam bidang agama islam, keberadaan kadhi (ulama) di kerajaan bone ini senantiasa bekerja
    sama demi kemaslahatan rakyat, bahkan raja bone(mangkau) meminta fatwa kepada kadhi khususnya
     menyangkut hukum islam.
C.bissu ( waria) bertugas merawat benda – benda kerajaan.
    Disamping melaksanakan pengobatan tradisional, juga bertugas dalam kepercayaan kepada dewata
    seuuwae. Setelah masuknya agama islam di kerajaan bone, kedudukan bissu di non aktifkan. Waktu
    bergulir terus maka pada tahun 1905 kerajaan bone di kuasai oleh penjajah belanda. Kemudian atas
    persetujuan dewan ade pitue ri bone nama laleng bata sebagai ibu kota kerajaan bone diganti namanya
    menjadi watampone sampai sekarang. Pada tanggal 2 desember 1905 oleh pemerintah belanda di
    jakarta menetapkan bahwa adapun pengertian tellumpoccoe ( tri aliansi) di sulawesi selatan ialah :
    bone, wajo dan soppeng. Disatukan dalam satu sistem pemerintahan yang dinamakan afdeling. Dimana
    afdeling bone dibagi menjadi 3 (tiga) bagian dengan nama onder afdeling masing-masing :
   1. Onder afdeling bone utara ibu kotanya pompanua, ibu kota afdeling ini ditempati oleh asisten residen.
   2. Onder afdeling bone tengah ibu kotanya watampone diperintah oleh controler.
   3. Onder afdeling bone selatan ibu kotanya mare diperintah oleh aspiran controler.

Pada tahun 1944 ketika tentara jepang semakin terdesak oleh sekutu,jepang berusaha mengajak rakyat untuk membela tanah airnya. Jika di pulau jawa dan daerah lainnya terbentuk oleh suatu wadah untuk menghimpun rakyat untuk mencapai kemerdekaan, maka di tana bone dibentuk suatu organisasi yang dikenal dengan nama saudara kepanjangan dari sumber darah rakyat. Saudara ini dibentuk adalah merupakan persiapan badan persetujuan yang sesungguhnya berjuang untuk mencegah kembali penjajahan belanda di indonesia. Kabupaten bone setelah lepas dari pemerintahan kerajaan, sampai saat ini tercatat 13 (tiga belas) kepala daerah di beri kepercayaan untuk mengembang amanah pemerintahan di kabupaten bone masing-masing :

1. Andi pangeran petta rani
    kepala afdeling/ kepala daerah tahun 1951 sampai dengan tanggal 19 maret 1955.
2. Ma’mun daeng mattiro
    kepala daerah tanggal 19 maret 1955 sampai dengan 21 desember 1957.
3. H.andi mappanyukki
    kepala daerah/ raja bone tanggal 21 desember 1957 sampai dengan 21 1960.
4. Kol. H.andi suradi
    kepala daerah tanggal 21 m e i l960 sampai dengan 01 agustus 1966.
5. Andi baso amir
    kapala daerah tanggal 02 maret 1967 sampai dengan 18 agustus 1970.
6. Kol. H. Suaib
    bupati kepala daerah tanggal 18 – 08 - 1970 sampai dengan 13 juli 1977.
7. Kol.h.p.b.harahap
    bupati kepala daerah tanggal 13 juli 1977 sampai dengan 22 pebruari 1982.
8. Kol.h.a.made alie
    Pengawas bupati kepala daerah tanggal 22 pebruari 1982 sampai dengan 6 april 1982 sampai dengan      
    28 maret  
      1983.
  9. Kol.h.andi syamsul alam
      bupati kepala daerah tanggal 28 maret 1983 sampai dengan 06 april 1988.
10.Kol.h.andi sjamsul alam
      bupati kepala daerah tanggal 06 april 1988 sampai dengan 17 april l993.
11.Kol. H.andi amir
      bupati kepala daerah tanggal 17 april 1993 sampai 2003
12.H. A. Muh. Idris galigo,sh (bupati terpilih 2003-2013)

A.     Sejarah berdirinya kabupaten bone
Kerajaan tana bone dahulu terbentuk pada awal abad ke- iv atau pada tahun 1330, namun sebelum kerajaan bone terbentuk sudah ada kelompok-kelompok dan pimpinannya digelar kalula dengan datangnya la ubbi yang digelar to manurung ( manurungge ri matajang ) atau mata silompo-e. Maka terjadilah penggabungan kelompok-kelompok tersebut termasuk cina, barebbo, awangpone dan palakka. Pada saat pengangkatan to manurung mata silompo- e menjadi raja bone, terjadilah kontrak pemerintahan berupa sumpah setia antara rakyat bone dalam hal ini diwakili oleh penguasa cina dengan 10 manurung , sebagai tanda serta lambang kesetiaan kepada rajanya sekaligus merupakan pencerminan corak pemerintahan kerajaan bone diawal berdirinya. Disamping penyerahan diri kepada sang raja juga terpatri pengharapan rakyat agar supaya menjadi kewajiban raja untuk menciptakan keamanan, kemakmuran, serta terjaminnya penegakan hukum dan keadilan bagi rakyat. Adapun teks sumpah yang diucapkan oleh penguasa cina mewakili rakyat bone berbunyi sebagai berikut ;
“ Angikko kuraukkaju riyaaomi’ri riyakkeng
kutappalireng elomu elo rikkeng adammukkuwa mattampako
kilao.. Maliko kisawe. Millauko ki abbere.
Mudongirikeng temmatippang. Muamppirikkeng
temmakare. Musalimurikeng temmadinging “
terjemahan bebas ;
“ engkau angin dan kami daun kayu, kemana berhembus kesitu
kami menurut kemauan dan
kata-katamu yang jadi dan berlaku atas kami, apabila engkau
mengundang kami menyambut
dan apabila engkau meminta kami memberi, walaupun anak
istri kami jika tuanku tidak senangi kamipun tidak
menyenanginya, tetapi engkau menjaga kami agar tentram,
engkau berlaku adil melindungi agar kami makmur
dan sejahtera engkau selimuti kami agar tidak kedinginan ‘
Budaya masyarakat bone demikian tinggi mengenai sistem norma atau adat berdasarkan lima unsur pokok masing-masing : ade, bicara, rapang, wari dan sara yang terjalin satu sama lain, sebagai satu kesatuan organis dalam pikiran masyarakat yang memberi rasa harga diri serta martabat dari pribadi masing-masing. Kesemuanya itu terkandung dalam satu konsep yang disebut “ siri “merupakan integral dari ke lima unsur pokok tersebut diatas yakni pangadereng ( norma adat), untuk mewujudkan nilai pangadereng maka rakyat bone memiliki sekaligus mengamalkan semangat/budaya ;
Sipakatau artinya : saling memanusiakan , menghormati / menghargai harkat dan martabat kemanusiaan seseorang sebagai mahluk ciptaan allah tanpa membeda - bedakan, siapa saja orangnya harus patuh dan taat terhadap norma adat/hukum yang berlaku.
Sipakalebbi artinya : saling memuliakan posisi dan fungsi masing-masing dalam struktur kemasyarakatan dan pemerintahan, senantiasa berprilaku yang baik sesuai dengan adat dan budaya yang berlaku dalam masyarakat
Sipakainge artinya: saling mengingatkan satu sama lain, menghargai nasehat, pendapat orang lain, manerima saran dan kritikan positif dan siapapun atas dasar kesadaran bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kekhilafan dengan berpegang dan berpijak pada nilai budaya tersebut diatas, maka system pemerintahan kerajaan bone adalah berdasarkan musyawarah mufakat. Hal ini dibuktikan dimana waktu itu kedudukan ketujuh ketua kaum ( matoa anang ) dalam satu majelis dimana menurunge sebagai ketuanya ketujuh kaum itu diikat dalam satu ikatan persekutuan yang disebut kawerang, artinya ikatan persekutuan tana bone. Sistem kawerang ini berlangsung sejak manurunge sebagai raja bone pertama hingga raja bone ke ix yaitu lappatawe matinroe ri bettung pada akhir abad ke xvi.
Pada tahun 1605 agama islam masuk di kerajaan bone dimasa pemerintahan raja bone ke x latenri tuppu matinroe ri sidenreng. Pada masa itu pula sebuatan matoa pitu diubah menjadi ade pitu ( hadat tujuh ), sekaligus sebutan matoa mengalami pula perubahan menjadi arung misalnya matua ujung disebut arung ujung dan seterusnya. Demikian perjalanan panjang kerajaan bone, maka pada bulan mei 1950 untuk pertama kalinya selama kerajaan bone terbentuk dan berdiri diawal abad ke xiv atau tahun 1330 hingga memasuki masa kemerdekaan terjadi suatu demonstrasi rakyat dikota watampone yaitu menuntut dibubarkannya negara indonesia timur, serta dihapuskannya pemerintahan kerajaan dan menyatakan berdiri dibelakang pemerintah republik indonesia beberapa hari kemudian para anggota hadat tujuh mengajukan permohonan berhenti.
Disusul pula beberapa tahun kemudian terjadi perubahan nama distrik/onder distrik menjadi kecamatan sebagaimana berlaku saat ini. Pada tanggal 6 april 1330 melalui rumusan hasil seminar yang diadakan pada tahun 1989 di watampone dengan diperkuat peraturan daerah kabupaten dati ii bone no.1 tahun 1990 seri c, maka ditetapkanlah tanggal 6 april 1330 sebagai hari jadi kabupaten bone dan diperingati setiap tahun .
B.     Letak wilayah
kabupaten bone sebagai salah satu daerah yang berada dipesisir timur sulawesi selatan memiliki posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa di kawasan timur indonesia, yang secara administratif terdiri dari 27 kecamatan, 333 desa dan 39 kelurahan, yang letaknya 174 km kearah timur kota makassar, berada pada posisi 4° 13’- 506’ lintang selatan dan antara 119° 42’-120° 30’ bujur timur.
Untuk jelasnya 27 kecamatan di kabupaten bone dicantumkan sebagai berikut ;
1. Kecamatan tanete riattang
2. Kecamatan tanete riattang barat
3. Kecamatan tanete riattang timur
4. Kecamatan palakka
5. Kecamatan awangpone
6. Kecamatan sibulue
7. Kecamatan barebbo
8. Kecamatan ponre
9. Kecamatan cina
10. Kecamatan mare
11. Kecamatan tonra
12. Kecamatan salomekko
13. Kecamatan patimpeng
14. Kecamatan kajuara
15. Kecamatan kahu
16. Kecamatan bontocani
17. Kecamatan libureng
18. Kecamatan lappariaja
19. Kecamatan bengo
20. Kecamatan lamuru
21. Kecamatan tellu limpoe
22. Kecamatan ulaweng
23. Kecamatan amali
24. Kecamatan ajangale
25. Kecamatan dua boccoe
26. Kecamatan tellu siattinge
27. Kecamatan cenrana
C.     Luas
luas wilayah kabupaten bone 4.556 km2 dengan rincian lahan sebagai berikut :
- persawahan : 88.449 ha
- tegalan/ladang : 120.524 ha
- tambak/empang : 11.148 ha
- perkebunan negara/swasta : 43.052,97 ha
- rutan : 145.073 ha
- padang rumput dan lainnya : 10.503,48 ha
D.     Batas wilayah
- sebelah utara berbatasan kabupaten wajo, soppeng
- sebelah selatan berbatasan kabupaten sinjai,gowa
- sebelah timur berbatasan teluk bone
- sebelah barat berbatasan kabupaten maros, pangkep, barru
E.      Demografi
jumlah penduduk 655.091 jiwa terdiri dari : pria 308.433 jiwa dan wanita 346.658 jiwa dengan kepadatan rata-rata 140 jiwa/km2
F.      Iklim
wialayah kabupaten bone termasuk daerah beriklim sedang. Kelembaban udara berkisar antara 95% -99% dengan tempratur berkisar 260c – 340%. Pada periode april – september, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada bulan oktober-maret bertiup angin barat, saat dimana mengalami musim kemarau di kabupaten bone.
Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu: kecamatan bontocani dan kecamatan libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi wilayah timur. Rata-rata curah hujan tahunan diwilayah bone bervariasi, yaitu: rata-rata < 1.750 mm; 1750 – 2000 mm; 2000 – 2500 mm dan 2500 – 3000 mm.
Pada wilayah kabupatan bone terdapat juga pengunungan dan pembuktian yangdari celah-celah terdapat aliran sungai. Disekitanya terdapat lembah yang cukup dalam. Kondisi sebagai yang berair pada musim hujan kurang lebih 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti sungai walenae, cenrana, palakka, jaling, bulu-bulu, salomekko, tobunne dan sebagai lekoballo.
A.     Sumber daya alam di kab. bone

1.      Perikanan
2.      Berbagai macam peternakan, yaitu:
a.       Sapi
b.      Kambing
c.       Ayam
d.      Kuda
3.      Berbagai macam hasil pertanian dan tanaman pangan, yaitu:
a.       Padi
b.      Kacang kacangan
c.       Cengkeh
d.      Tanaman kakao
e.       Kelapa
f.       Kedelai
g.       Jagung
B.     Industi kecil menengah yang terdapat di kabupaten bone, yaitu:

1.      Produk ikan asin
2.      Produk berbagai macam keripik seperti:
a.       Keripik pisang
b.      Keripik singkong
3.      Produk berbagai macam manisan
4.      Produk kerajinan dari kayu dan rotan seperti:
a.       Songkok recca’
5.      Produk batu bata
C.      Pariwisata yang terdapat di kabupaten bone, yaitu:

1.      Tanjung pallette
2.      Pantai tete
3.      Goa mampu
4.      Bola soba’
5.      Musium la pawaaoi
6.      Permandian bonto jai