BAB
I
Pendahuluan
Larutan
merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem homogen yang
mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa
dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut
campuran. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat
terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak hanya
terbatas pada cairan saja.
Komponen
dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat
dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang utama yang
terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen minornya merupakan zat
terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang
molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat
dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran gas adalah larutan.
Proses pelarutan dapat diilustrasikan seperti Gambar di atas.
Jenis-jenis
larutan
- Gas dalam gas – seluruh campuran gas
- Gas dalam cairan – oksigen dalam air
- Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
- Padatan dalam cairan – gula dalam air
- Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
- Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
- Padatan dalam padatan – alloys
Macam Macam Konsentrasi Larutan (Kimia)
Dibawah ini merupakan beberapa macam larutan
beserta konsentrasi larutan dalam kimia
1. Fraksi mol
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol
suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.
Fraksi mol dilambangkan dengan x.
Contoh:suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut a den 7 mol zat terlarut b. Maka:
xa = na / (na + nb) = 3 / (3 + 7) = 0.3
xb = nb /(na + nb) = 7 / (3 + 7) = 0.7
* xa + xb = 1
2. Persen berat
persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Contoh:
larutan gula 5% dalam air, artinya: dalam 100 gram larutan terdapat :
- gula = 5/100 x 100 = 5 gram
- air = 100 – 5 = 95 gram
3. Molalitas (m)
molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Contoh:
hitunglah molalitas 4 gram naoh (mr = 40) dalam 500 gram air!
- molalitas naoh = (4/40) / 500 gram air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air = 0,2 m
4. Molaritas (m)
molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Contoh:
berapakah molaritas 9.8 gram h2so4 (mr= 98) dalam 250 ml larutan?
- molaritas h2so4 = (9.8/98) mol / 0.25 liter = (0.1 x 4) mol / liter = 0.4 m
5. Normalitas (n)
normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion h+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-.
Ketika
mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya
adalah fase yang homogen yang mengandung
lebih dari satu komponen. Komponen yang
terdapat dalam jumlah yang besar disebut pelarut atau
solvent, sedang komponen yang terdapat dalam jumlah yang
kecil disebut zat terlarut atau solute.
Konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute
yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi
dapat dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain
molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya.
Molaritas yaitu jumlah mol solute dalam satu liter
larutan, molalitas yaitu jumlah mol solute per 1000 gram
pelarut sedangkan normalitas yaitu jumlah
gram ekuivalen solute dalam 1 liter larutan.
Dalam
ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat
penting karena hampir semua reaksi kimia
terjadi dalam bentuk larutan. Larutan dapat didefinisikan
sebagai campuran serba sama dari dua komponen atau lebih yang
saling berdiri sendiri. Disebut campuran karena
terdapat molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion
dari dua zat atau lebih. Larutan dikatakan
homogen apabila campuran zat tersebut komponen
komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu
dengan yang lainnya lagi. Misalnya larutan gula dengan air dimana
kita tidak dapat lagi melihat dari bentuk gulanya, hal ini karena larutan sudah
tercampur secara homogen.
Dalam
pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu
sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan, untuk
itu diperlukan praktikum.dan pada praktikum acara
ini akan dilaksanakan acara pembuatan dan
standarisasinya. Dalam hal ini adalah membuat larutan
0,1 N HCL dan standarisasi HCL serta menentukan kadar Na2CO3 dengan HCL. Dalam
pembuatan larutan harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan
perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan
yang diharapkan. Untuk mengetahui konsentrasi
sebenarnya dari larutan yang dihasilkan
maka dilakukan standarisasi.
Standarisasi
pada percobaan ini menggunakan metode titrasi
asam basa yaitu proses penambahan larutan standar dengan larutan asam.
Keterkaitan praktikum kimia dalam acara ini
dengan pertanian. Yaitu digunakannya senyawa-senyawa
kimia sebagai pemberantas hama yang lebih dikenal
dengan pestisida. Pestisida sebagian besar berbentuk
larutan. Selain sebagai pestisida juga digunakan sebagai pupuk. Meskipun
denikian, penggunaan larutan kimia sebagai
pupuk perlu diperhatikan penggunaannya. Penggunaan pupuk harus sesuai
dengan kadar yang telah ditentukan agar dapat mendukung sektor
pertanian dalam memproduksi hasil-hasilnya.
BAB
II
Tinjauan
Pustaka
Larutan
merupakan campuran karena terdiri dari dua
bahan dan disebut homogen karena sifat-sifatnya sama di sebuah cairan.
Karena larutan adalah campuran molekul biasanya molekul-molekul
pelarut agak berjauhan dalam larutan bila
dibandingkan dalam larutan murni. Gaya tarik inter
molekul diantara molekul tidak sejenis menyebabkan
pelepasan energi dan entalpi menurun. Larutan
pada dasarnya adalah campuran homogen, dapat
berupa gas, zat cair maupun padatan.
Menyebabkan komponen koponen dalam larutan saja
tidak cukup memberikan larutan secara lengkap. Banyak
cara untuk memberikan konsentrasi larutan
yang semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut
(atau larutan). Dengan demikian setiap sistem konsentrasi
menyatakan satuan yang digunakan zat terlarut,
kuantitas zat terlarut pelarut (Anonim,2007).
Larutan
adalah campuran dari dua atau lebih zat. Larutan dapat terjadi karena komponen
larutan terdispresi menjadi atom atau molekul atau lain-lain saling
bercampur baur. Larutan dapat berupa padat,
cair, atau gas. Namun lazimnya yang disebut
larutan adalah zat cair. Larutan terdiri
dari dua komponen yaitu pelarut (solvent) dan zat pelarut (solut). Jumlah
pelarut lebih banyak daripada zat terlarut (Anonim, 2007)
Dalam
pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi
yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya perlu
dilakukan standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dengan titrasi (Harjadi,
2000).
Komponen
dan sifat fase cairan baru ini, yaitu larutan berbeda dari air murni. Larutan
adalah campuran karena ini terdiri dari 2 zat atau lebih. Larutan ini homogen
karena sifatnya di seluruh cairan. Campuran air dan pasir adalah campuran
heterogen larutan adalah campuran molekul (atom atau ion dalam beberapa hal),
biasanya molekul pelarut agar berjauhan dalam larutan dibanding dalam larutan
murni (Petrucci, 1992).
Setiap
cara yang melokalisir titik dimana pH berubah sangat cepat dapat digunakan
untuk mendeteksi titik ekuivalen dari suatu titrasi, yaitu : titik dimana
jumlah ekuivalen dari basa dan asam telah tercampur. Salah satu cara untuk
menentukan titik ekuivalen adalah dengan menggunakan zat warna yang mempunyai
warna yang sensitif terhadap konsentrasi hidrogen. Zat warna ini dapat
digunakan sebagai indikator dan dapat memberikan keterangan tentang PH suatu
larutan (Haryono, 2001).
Titrasi
adalah cara analisis untuk menghitung jumlah
cairan yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan
sejumlah cairan lain. Dalam satu cairan yang
mengandung reaktan ditempatkan dalam buret,
sebuah tabung yang panjang salah satu ujungnya
terdapat kran (stopkok) dengan skala milimeter dan sepersepuluh
milimeter. Cairan di dalam buret disebut
titran dan pada titran ditambah indikator,
perubahan warna indikator menandai habisnya titrasi (Wahyudi,
2000).
Reaksi
penetralan atau asidimetri dan alkalimetri adalah salah satu dari empat
golongan utama dalam penggolongan reaksi dalam analisis titrimetri. Asidi
alkalimetri ini melibatkan titrasi basa bebas atau basa yang terbentuk karena
hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah, dengan suatu standar
(asidimetri) dan titrasi asam bebas yang terbentuk dari hidrolisis garam yang
berasal dari basa lemah, dengan suatu basa standar (alkali metri).
Reaksi-reaksi ini melibatkan senyawa ion hidrogen dan ion hidroksida untuk
membentuk air (Bassett, 1994).
Analisis
volumetri juga dikenal sebagai titrimetri, di mana zat dibiarkan bereaksi
dengan zat yang lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret
dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit)
kemudian dihitung. Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung secara cepat,
reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping (Khopkar, 1990).
Dalam
menguji suatu reaksi untuk menetapkan apakah reaksi itu dapat digunakan untuk
suatu titrasi, pembuatan suatu kurva titrasi akan membantu pemahaman untuk
titrasi asam basa suatu kurva titrasi terdiri dari suatu alur pH atau pOH
versus ml titran. Kurva semacam itu membantu dalam mempertimbangkan kelayakan
suatu titrasi dan dalam memilih indikator yang tepat (Underwood, 1999).
BAB
III
Alat,
Bahan, dan Cara Kerja
- Alat
- gelas ukur
- labu takar
- Erlenmeyer
- Pipet
- Pipet
- Statif
- Corong
- Gelas piala
- Gelas arloji
- Bahan
- Larutan HCl
- Larutan Na2B4O7.10H2O 0,4gr
- Larutan Na2CO3 0,75gr
- Indikator MO (Methyl Orange)
- Aquadest
- Cara Kerja
a.
Pembuatan larutan HCl 0,1 N
1)
Memasukan x ml HCl kedalam labu takar 100 ml
2)
Menuangkan aquades kedalam labu takar sampai batas garis.
3)
Mengocok larutan tersebut.
4)
Memindahkan larutan HCl yang sudah dibuat kedalam Erlenmeyer.
b.
Standarisai 0,1 N HCl dengan borax.
1)
Mengambil 0,404 gr borax murni.
2)
Memasukan borax kedalam labu erlenmeyer dan melarutkan dengan 5 ml akuades + 3
tetes indikator MO.
3)
Mentitrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna kemudian menghitung N HCl.
c.
Menentuan kadar Na2CO3
1)
Menimbang 0,75 gr Na2CO3 dan memasukan kedalam labu takar
5 ml kemudian memberi air sampai tanda.
2)
Mengambil 10 ml kemudian memasukan kedalam Erlenmeyer kemudian menambahkan
indikator MO 3 tetes.
3)
Mentitrasi dengan HCl yang telah dibuat, kemudian menentukan kadar Na2CO3.
BAB
IV
Hasil
Pengamatan
Tabel
1.1 Pembuata larutan HCl 0,1 N
V
HCl (ml)
|
Bj
HCl (gr/ml)
|
Kadar
HCl (%)
|
X
ml HCl
|
1
|
1,19
|
37
|
0,83
|
Sumber:
Laporan Sementara
Tabel
1.2 Standarisasi 0,1 N HCl dengan Borax (Na2B4O7.
10 H2O)
m
Borax (gr)
|
V
HCl (ml)
|
Warna
|
||
Awal
|
Proses
|
Akhir
|
||
0,4
|
41,3
|
Kuning
|
Orange
|
Merah
Muda
|
Sumber:
Laporan Sementara
Tabel
1.3 Penentuan kadar Na2CO3
V
HCl (ml)
|
Kadar
Na2CO3 (%)
|
Warna
|
||
Awal
|
Proses
|
Akhir
|
||
0,7
|
4,95
|
Kuning
|
Orange
|
Merah
Muda
|
Sumber:
Laporan Sementara
BAB
V
Pembahasan
dan Kesimpulan
1.
Pembahasan
Larutan
terdiri atas dua komponen penting yaitu pelarut (solvent) yang memiliki
proporsi lebih besar dan zat terlarut (solut) yang proporsinya lebih kecil.
Larutan pada dasarnya adalah campuran yang homogen dapat berupa gas, cair,
maupun padatan. Pada pembuatan larutan 0,1 N HCl pada percobaan ini dicari 0,1
N HCl dengan 0,83 ml HCl pekat, namun dalam percoban diperoleh 0,05 N HCl
dengan 0,83 ml HCl. Mungkin ini terjadi karena faktor relatif misalnya pada
penambahan aquadest dalam HCl sampai tanda garis didalam labu takar melebihi
garis, sehingga seharusnya konsentrasi HCl 0,1 N yang dibutuhkan menjadi lebih
sedikit karena HCl nya lebih encer maka N HCl didapatkan 0,05 N. Besarnya
volume N HCl, berat jenis HCl dan kadar dari HCl pekat (%) mempengaruhi
penentuan volume HCl pekat yang dibutuhkan.
Standarisasi
0,1 N HCl dengan Borax (Na2B4O7.10H2O)
dilakukan dengan cara titrasi. Indikator MO digunakan dalam titrasi dan tanda titrasi
terjadi ialah terjadi perubahan warna yang kemudian titrasi dapat dihentikan,
kemudian dapat dihitung normalitas HCl adalah 0,05 N. Dalam percobaan didapati
warna pada awal adalah kuning, kemudian pada proses warna berubah orange, dan
diakhir menghasilkan warna merah muda. Dalam proses titrasi ini hanya
dibutuhkkan 41,3 ml HCl untuk mencapai titik ekuivalen.
Penentuan
kadar Na2CO3 juga dilakukan dengan metode titrasi. Untuk
kadar Na2CO3 dalam percobaan diperoleh 4,95% . perubahan
warna yang terjadi adalah kuning pada warna awal, kemudian berubah menjadi
orange pada proses, yang kemudian didapat warna merah muda pada warna akhir.
Besar kadar Na2CO3 dipengaruhi oleh N HCl, volume HCl, BM
Na2CO3, serta masa Na2CO3.
Perubahan warna dari kuning menjadi merah muda telah terjadi pada volume HCl
0,7 ml. hal ini terjadi mungkin terjadi karena penetesan HCl terlalu cepat
sehingga perubahan pun cepat terjadi.
2.
Kesimpulan
Dari
percobaan dan analisa yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
- Dalam pembuatan larutan 0,1 N HCl diperlukan 0,83 ml HCl.
- Konsentrasi larutan sebenarnya dapat diketahui dengan standarisasi yang dilakukan dengan cara titrasi.
- Pada penitrasian Borax (Na2B4O7.10H2O) dan Na2CO3 diperoleh warna kuning diawal, kemudian warna orange pada proses, dan warna merah muda di akhir. Dengan volume HCl 41,3 ml pada standarisasi dengan Borax dan volume HCl 0,7 ml pada Na2CO3.
- Pada standarisasi borax diperoleh normalitas HCl 0,05 N.
- Dan kadar Na2CO3 diperoleh 4,95%.
BAB
VI
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.google.com/#q=makalah+larutan+kimia&safe=vss&start=90
http://nabsya.wordpress.com/2013/06/01/pembuatan-larutan-dan-standarisasinya/
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700009/larutan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Basa
http://srwidoretnoblog.wordpress.com/ipa-1/asam-dan-basa-2/larutan-basa/
http://viliayanti.blogspot.com/2012/12/larutan-basa.html
http://nyolongmp3press.blogspot.com/2011/01/contoh-makalah-asam-basa.html
http://farida-cie.blogspot.com/2012/08/makalah-kimia-asam-dan-basa-kelas-xi.html
http://nosalagustian23.blogspot.com/2012/08/makalah-kimia-dasarii-basa-dan-sistem.html
http://bayuoevo.blogspot.com/2009/11/contoh-makalah-kimia.html
http://www.chem-is-try.org/kata_kunci/asam-basa/
http://indrapragi.blogspot.com/2011/05/makalah-kimia-asam-basa.html
http://narachelsea.blogspot.com/2013/04/indikator-asam-basa-alami-sma-5.html
http://nahason-bastin.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html