JAHE, RIMPANG DENGAN SEJUTA KHASIAT
Tanaman jahe telah
lama dikenal dan tumbuh baik di negara kita. Jahe merupakan salah satu
rempah-rempah penting. Rimpangnya sangat luas dipakai, antara lain sebagai
bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biscuit,
kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan dalam industri obat,
minyak wangi dan jamu tradisional. Jahe muda dimakan sebagai lalaban, diolah
menjadi asinan dan acar. Disamping itu, karene dapat memberi efek rasa panas dalam
perut, maka jahe juga digunakan sebagai bahan minuman seperti bandrek, sekoteng
dan sirup.
Jahe yang nama
ilmiahnya Zingiber officinale sudah tak asing bagi kita, baik sebagai
bumbu dapur maupun obat-obatan. Begitu akrabnya kita, sehingga tiap daerah di Indonesia
mempunyai sebutan sendiri-sendiri bagi jahe. Nama-nama daerah bagi jahe
tersebut antara lain halia (Aceh), bahing (Batak karo), sipadeh atau sipodeh
(Sumatera Barat), Jahi (Lampung), jae (Jawa), Jahe (sunda), jhai (Madura), pese
(Bugis) lali (Irian)
Jahe tergolong
tanaman herba, tegak, dapat mencapai ketinggian 40 – 100 cm dan dapat berumur
tahunan. Batangnya berupa batang semu yang tersusun dari helaian daun yang
pipih memanjang dengan ujung lancip. Bunganya terdiri dari tandan bunga yang berbentuk
kerucut dengan kelopak berwarna putih kekuningan.
Akarnya sering
disebut rimpang jahe berbau harum dan berasa pedas. Rimpang bercabang tak
teratur, berserat kasar, menjalar mendatar. Bagian dalam berwarna kuning pucat.
Kandungan
Rimpang Jahe
Sifat khas jahe
disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan
oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Mnnyak
atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe
kering. Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai
kuning, berbau harum tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas.
Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 – 3 persen. Komponen utama
minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol.
Oleoresin jahe
banyak mengandung komponen pembentuk rasa pedas yang tidak menguap. Komponen
dalam oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak
atsiri dan resin. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol.
Khasiat
Jahe
Sejak dulu Jahe
dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur dan aneka keperluan lainnya. Jahe
dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan
pencernaan.
Jahe yang digunakan
sebagai bumbu masak terutama berkhasiat untuk menambah nafsu makan, memperkuat
lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal ini dimungkinkan karena terangsangnya
selaput lendir perut besar dan usus oleh minyak asiri yang dikeluarkan rimpang
jahe.
Minyak jahe berisi
gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual
dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda.
Juga rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu
mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung. Dalam pengobatan
tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati
selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe
juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.
Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah
berbagai manfaat jahe, antara lain :
• Menurunkan tekanan
darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan
memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan
memperingan kerja jantung memompa darah.
• Membantu
pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase,
yang masing-masing mencerna protein dan lemak..
• Gingerol pada
jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah
tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung.
Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.
• Mencegah mual,
karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat
menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat
mabok perjalanan.
• Membuat lambung
menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.
• Jahe juga
mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan
oleh radikal bebas di dalam tubuh.
Jahe sebagai Obat Praktis
Jahe merupakan
pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala,
dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari. Bisa juga minum wedang
ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat pada soto, semur, atau
rendang.
Dau jahe juga
berkhasiat, antara lain dengan ditumbuk dan diberi sedikit air dapat
dipergunakan sebagai obat kompres pada sakit kepala dan dapat dipercikan ke
wajah orang yang sedang menggigil. Sedangkan rimpangnya ditumbuk dan direbus
dalam air mendidih selama lebih kurang ½ jam, kemudian airnya dapat diminum
sebagai obat untuk memperkuat pencernaan makanan dan mengusir gas di dalamnya,
mengobati hati yang membengkak, batuk dan demam.
Untuk mengobati
rematik rematik siapkan 1 atau 2 rimpang jahe. Panaskan rimpang tersebut di
atas api atau bara dan kemudian ditumbuk. Tempel tumbukan jahe pada bagian
tubuh yang sakit rematik. Cara lain adalah dengam menumbuk bersama cengkeh, dan
ditempelkan pada bagian tubuh yang rematik.
Jahe juga dapat
digunakan untuk mengobati luka karena lecet, ditikam benda tajam, terkena duri,
jatuh, serta gigitan ular. Caranya rimpang jahe merah ditumbuk dan ditambahkan
sedikit garam. Letakkan pada bagian tubuh yang terluka.
Rimpang tumbuk juga
dapat dipakai sebagai obat gosok pada penyakit gatal karena sengatan serangga.
Rimpang yang
ditumbuk, dengan diberi sedikit garam, kemudian ditempelkan pada luka bekas
gigitan ular beracun (hanya sebagai pertolongan pertama sebelum penderita
dibawa ke dokter).
Dengan dicampur
lobak, jahe dapat digunakan untuk mengobati eksim. Parutan lobak dicampur
dengan air jahe. Air jahe dapat diperoleh dengan memarut rimpang jahe, lalu
diperas. Ramuan ini dioleskan ke bagian kulit yang terkena eksim. Biasanya
dalam waktu 2 minggu saja penyakit sudah berkurang.
Untuk mencegah mabuk
perjalanan, ada baiknya minum wedang jahe sebelum bepergian. Caranya:
pukul-pukul jahe segar sepanjang satu ruas jari. Masukkan ke dalam satu gelas
air panas, beri madu secukupnya, lalu diminum. Bisa juga menggunakan sepertiga
sendok teh jahe bubuk, atau kalau tahan, makan dua kerat jahe mentah.
Oleh emen Jogja(www.becauseofyou99.wordpress.com)