Senin, 17 November 2014

METODE PEMBUATAN VCO



BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak pulau dan merupakan negara produsen kelapa utama di dunia. Hampir di semua propinsi di Indonesia dijumpai tanaman kelapa yang pengusahaannya berupa perkebunan rakyat. Hal ini merupakan peluang untuk pengembangan kelapa menjadi aneka produk yang bermanfaat.
Pohon kelapa sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia karena hampir semua bagian kelapa dapat dimanfaatkan. Buah kelapa yang terdiri atas sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat untuk menghasilkan produk industri, antara lain sabut kelapa dapat dibuat keset, sapu, dan matras. Tempurung dapat dimanfaatkan untuk membuat karbon aktif dan kerajinan tangan. Dari batang kelapa dapat dihasilkan bahan-bahan bangunan baik untuk kerangka maupun untuk dinding serta atap. Daun kelapa dapat diambillidinya yang dapat dipakai sebagai sapu, serta barang-barang anyaman. Daging buah dapat dipakai sebagai bahan baku untuk menghasilkan kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan dan parutan kering, sedangkan air kelapa dapat dipakai untuk membuat cuka dan nata de coco. Santan adalah cairan yang diperoleh dengan melakukan pemerasan terhadap daging buah kelapa parutan. Santan merupakan bahan makanan yang dipergunakan untuk mengolah berbagai masakan yang mengandung daging, ikan, ayam, dan untuk pembuatan berbagai
kue-kue, es krim, gula-gula. Selain itu, kelapa juga menghasilkan produk olahan yang populer belakangan ini yaitu Virgin Coconut Oil (VCO) yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (Suhardiyono, 1993).
Minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan yaitu tidak membutuhkan biaya yang mahal karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah, pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar sehingga kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam minyak. Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa atau sering disebut dengan minyak goreng (minyak kelapa kopra) minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum dan mudah tengik sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan (anonim, 2009).
VCO sangat kaya dengan kandungan asam laurat (laurat acid) berkisar 50-70 %. Di dalam tubuh manusia asam laurat akan diubah menjadi monolaurinyang bersifat antivirus, antibakteri dan antiprotozoa serta asam-asam lain seperti asam kaprilat, yang didalam tubuh manusia diubah menjadi monocaprin yang bermanfaat untuk penyakit yang disebabkan oleh virus HSV-2 dan HIV-1 dan bakteri neisseria gonnorhoeae.
Virgin Coconut Oil juga tidak membebani kerja pankreas serta dalam energi bagi penderita diabetes dan mengatasi masalah kegemukan/obesitas. Oleh karena pemanfaatannya yang cukup luas, maka dengan pembuatan minyak kelapa murni ini dapat menjadi salah satu obat alternatif, selain itu juga dapat meningkatkan nilai ekonomi (anonym , 2009).



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Virgin Coconut Oil (VCO)
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni dihasilkan dari buah kelapa tua yang segar atau baru dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti minyak kelapa biasa, dan proses pembuatannya pun tidak menggunakan bahan kimia dan pemanasan tinggi. CODEX Alimentarius mendefinisikan minyak kelapa murni sebagai minyak dan lemak makan yang dihasilkan tanpa mengubah minyak. Minyak diperoleh hanya dengan perlakuan mekanis dan pemanasan minimal, karena tidak melalui pemanasan tinggi maka vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung di dalam daging buah kelapa dapat dipertahankan.
Minyak kelapa murni tersusun atas senyawa organik campuran ester dari gliserol dan asam lemak yang disebut dengan gliserida serta larut dalam pelarut minyak atau lemak, berbentuk cair pada suhu 26-350C, tetapi berubah menjadi lemak beku jika suhunya turun minyak kelapa murni dalam keadaan padat, titik lelehnya 24-270C.
Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang sangat tinggi (45-50%), suatu lemak jenuh berantai sedang (jumlah karbon 12) yang biasa disebut dengan Medium Chain Fatty Acid (MCFA), juga mengandung asam laurat yang mempunyai perangkat antivirus yang hebat. Selain mengandung asam laurat juga mengandung asam kaprat, yaitu asam lemak yang memiliki sifat antimikroba yang sangat kuat.
Minyak kelapa murni mengandung Medium Chain Trygliceride (MCT) yang mudah diserap oleh sel, yang selanjutnya masuk ke dalam mitokondria sehingga metabolisme tubuh meningkat. Tambahan energi dari metabolisme tersebut menghasilkan efek stimulasi dalam tubuh terhadap penyakit dan mempercepat penyembuhan dari sakit. MCT adalah asam lemak berantai C6 (kaproat), C8 (kaprilat), C10 (kaprat), dan C12 (laurat). Minyak kelapa murni juga mengandung tokoferol (0,03%) yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga menurunkan kebutuhan vitamin E.
Pada pengolahan minyak kelapa biasa atau minyak goreng secara tradisional dihasilkan minyak kelapa bermutu kurang baik. Hal tersebut ditandai dengan adanya kadar air dan asam lemak bebas yang cukup tinggi di dalam minyak kelapa. Bahkan warnanya agak kecokelatan sehingga cepat menjadi tengik. Daya simpannya pun tidak lama, hanya sekitar dua bulan saja. Oleh karena itu, dilakukan serangkaian pengujian untuk memperbaiki teknik pengolahan minyak kelapa tersebut sehingga diperoleh minyak kelapa dengan mutu yang lebih baik dari cara sebelumnya. Minyak kelapa yang dihasilkan memiliki kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, serta berbau harum. Daya simpannya pun menjadi lebih lama, bisa lebih dari 12 bulan.
B.     Ragi Tempe

Ragi (inokulum) tempe atau merupakan kumpulan spora kapang atau jamur yang dapat membentuk benang-benang halus. Laru adalah suatu benda yang mengandung benih kapang tempe. Kapang tempe termasuk golongan jamur yang bersifat merombak bahan organik yang telah mati.Laru tempe paling sedikit mengandung tiga spesies kapang yaitu kapang Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae,Rhyzopusstolonifer (Sarwono,2000).Mikroba ini mempunyai kemampuan menghasilkan enzim protease dan lipase yang dapat menghidrolisis minyak dengan didukung oleh kadar air yang tinggi. Selama fermentasi Rhizopus Oligosporus mensintesa lebih banyak enzim protease, sedangkan Rhizopus oryzae lebih banyak mensintesa enzim amylase (Ansori,1992). Kapang Rhizopus oligosporus dapat dibedakan atas tiga strain, yaitu Rhizopus oligosporus saito, Rhizopus Oligosporus fischer, dan Rhizopus oligosporus bandung.R. oligosporus Saito mempunyai koloni abu-abu kecoklatan dengan tinggi 1 mm atau lebih. Sporangiofor tunggal atau dalam kelompok dengan dinding halus atau agak sedikit kasar, dengan panjang lebih dari 1000µm dan diameter 10-18 µm.
Kolumela globosa sampai sub globosa dengan apofisa apofisa berbentuk corong. Ukuran sporangiospora tidak teratur dapat globosa atau elip dengan panjang 7-10 µm. Klamidospora banyak, tunggal atau rantaian pendek, tidak berwarna, dengan berisi granula, terbentuk pada hifa, sporangiofor dan sporangia. Bentuk klamidospora globosa, elip atau silindris dengan ukuran 7-30 µm atau 12-45 µm x 7-35µmm. Suhu optimum, minimum, maksimum berturut-turut adalah 30-35oC, 12 oC dan 42oC. R.oligosporus memiliki panjang porangiosfor pada media Malt Extract Agar (MEA)150-400 mm lebih pendek dari R.oryzae yaitu lebih dari 1500 mm. R.oligosporus biasanya memiliki rhizoid yang pendek, sporangium dengan diameter 80 –120 mm dan pada saat 7 hari akan pecah yang menyebabkan spora keluar kolumela dengan diameter 25 -75 mm. Sedangkan R.oryzae memiliki diameter sporangium lebih dari 150 mm, kolumela dengan diameter lebih dari 100 mm. Beberapa sifat penting dari R. oligosporus antara lain meliputi aktivitas enzimatiknya, kemampuan menghasilkan antibiotika, biosintesa vitamin-vitamin B, kebutuhannya akan senyawa sumber karbon dan nitrogen, perkecambahan spora, dan penetrisi miselia jamur tempe ke dalam jaringan biji kedelai (Anonim,2009).

BAB III
METODE PEMBUATAN VCO
A.    Metode Pemanasan
1.      Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipet, gelas kimia, gelas ukur, labu takar, erlenmeyer, tabung reaksi, corong, cawan porselin, batang pengaduk, saringan, ember plastik transparan, wajan, timbangan analitik, statif, kain saring, kertas saring, kompor, deep frying.
2.      Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelapa, wortel, asam asetat, kloroform, kalium iodida jenuh, 0.1 N natrium thiosulfat, larutan pati 1%, etanol 95%, indikator phenolftalein, natrium hidroksida 0.0991 N, minyak sawit komersil dan minyak kelapa komersil.
3.      Metode
a. Pembuatan VCO pada Pemanasan Bertahap (BPTP Sulut, 2011)

Daging kelapa diparut hingga dihasilkan 21 kg kelapa. ditambahkan air 42 liter ke dalam hasil parutan kelapa dengan perbandingan 1:2. Dilakukan pemerasan selama 15 menit agar parutan kelapa tercampur dengan air. Kelapa diperas dengan bantuan saringan agar ampas kelapa tidak tercampur dengan santan yang akan dihasilkan dari pemerasan.
b. Pembuatan VCO pada Pemanasan Bertahap dengan penambahan wortel (BPTP Sulut, 2011)

Daging kelapa diparut hingga dihasilkan 21 kg kelapa. Selajutnya ditambahkan air 42 liter ke dalam hasil parutan kelapa dengan perbandingan 1:2. Penambahan wortel pada kelapa dipakai perbandingan 40:1. Wortel yang telah dihaluskan, ditambahkan ke dalam kelapa dan air. Selanjutnya dilakukan pemerasan selama 15 menit agar parutan kelapa tercampur dengan air. Kelapa diperas dengan bantuan saringan agar ampas kelapa tidak tercampur dengan santan yang akan dihasilkan dari pemerasan.
Santan kelapa diletakkan dalam wadah plastik transparan, didiamkan selama 3 jam, santan akan terpisah menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan atas berupa krim (kaya minyak), lapisan tengah berupa air atau skim (kaya protein) lapisan bawah berupa endapan.
Krim pada lapisan atas dipindahkan dengan menggunakan sendok besar. Selanjutnya dimasukkan ke dalam wajan yang sudah bersih, lalu panaskan di atas api dengan suhu 80oC, Sambil krim diaduk secara kontinu, agar tidak terjadi kerak akibat krim yang hangus. Pengadukan dilanjutkan hingga tampak adanya pemisahan blondo dengan minyak, pada saat itu warna blondo masih berwarna putih. Untuk memisahkan minyak dan blondo dilakukan penyaringan menggunakan saringan dari kawat yang tahan panas yang dialas dengan bantuan kain saring. Minyak yang diperoleh adalah minyak belum matang atau masih mentah. Untuk mendapatkan minyak yang berkualitas, minyak yang diperoleh dipanaskan lagi pada suhu 60 oC untuk menghasilkan minyak yang bening dan mengurangi kadar air. Minyak yang telah dipanaskan didinginkan kemudian dilakukan penyaringan dengan kertas saring. Selanjutnya minyak yang diperoleh akan diuji kualitas minyak yang meliputi minyak kelapa murni (VCO), minyak kelapa dengan penambahan ekstrak wortel dan minyak sawit. Minyak yang diuji kualitas sebagai minyak goreng yaitu, bilangan peroksida, asam lemak bebas (FFA), bobot jenis, dan kadar air sebelum dan sesudah dilakukan penggorengan sebanyak 3 kali.

B.     Metode Fermentasi
1.      Bahan
- Kelapa tua - H3BO3
- Ragi tempe “ Raprima”
- HCl 0,5N
- Aquadest - n-heksan
- Indikator PP - Alkohol 95%
- NaOH - KOH 0,1N ; 0,5N
- H2SO4
2.      Alat
- Saringan
- Pipet tetes
- Cawan porselin
- Termometer
- Toples bening
- Labu soklet lengkap
- Krus dan tutup
- Gelas beaker
- Pengaduk
- Kompor listrik
- 1 set alat titrasi
- Mufle furnace
- Gelas ukur
- Alat destilasi lengkap
- Gelas arloji
- Corong pemisah
- Erlenmeyer
- Picnometer
3.      Prosedur Percobaan
Pembuatan mikroba starter Pembuat starter dibutuhkan santan encer (skim) dicampur dengan air kelapa dengan perbandingan 9 :1 (9 bagian santan encer dan 1 bagian air kelapa). Selanjutnya ditambahkan ragi tempe dengan perbandingan 10:2 artinya 10 bagian santan encer dan air kelapa serta 2 bagian ragi tempe. Kemudian diaduk dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dan selanjutnya sudah dapat digunakan sebagai starter.

Pembuatan VCO

Tahap pembuatan VCO secara fermentasi sendiri dikelompokkan menjadi tiga yaitu pembuatan santan, pembuatan VCO dan penyaringan.
1.      Pembuatan santan
Adapun tahap-tahap pembuatan santan kelapa secara fermentasi sebagai berikut :
a.       Mengupas serabut kelapa dengan parang atau mesin pengupas kelapa sampai serabut tersebut terpisah daging buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa.
b.      Membelah kelapa kemudian congkel daging buah kelapa yang masih merekat pada tempurung menggunakan pisau penyukil.
c.       Mencuci daging buah kelapa, parut menggunakan mesin pemarut kelapa.
d.      Mencampurkan air kedalam hasil parutan dengan perbandingan 1:1 artinya 1 buah kelapa dicampur dengan 1 liter air.
e.       Meremas santan, tujuannya untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang terdapat pada parutan buah kelapa.
f.       Menyaring santan menggunakan alat saring tujuannya untuk memisahkan santan dengan ampas.
2.      Pembuatan VCO
Adapun pembuatan VCO secara fermentasi sebagai berikut :
a.       Mendiamkan santan pada stoples transparan selama 1 jam hingga terbentuk krim santan pada bagian atas dan skim santan krim pada bagian bawah.
b.      Memisahkan krim dan skim santan dengan menggunakn selang.
c.       Krim santan difermentasi dengan menambah mikroba starter. Fermentasi selesai ditandai dengan terbentuknya 3 lapisan yaitu lapisan minyak paling atas, lapisan tengah berupa koagulan protein dan lapisan paling bawah berupa air.
3.      Pemisahan
Pemisahan dilakukan untuk memisahkan minyak dari koagulan protein dan air. pemisahan dilakukan dengan menggunakan alat centrifuge dengan kecepatan putaran 5000 rpm selama 5 menit. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan kertas saring, tujuannya untuk memisahkan partikel terikut sehingga minyak VCO yang dihasilkan jernih.

C.     Metode Enzimatis

Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pemisahan minyak dalam santan tanpa pemanasan. Enzim yang digunakan dapat berupa enzim bromelin (pada nanas) atau enzim papain (daun pepaya), enzim protease (kepiting sungai) dipilih salah satu dari ketiga enzim tersebut. Pembuatan VCO dengan enzimatis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pembuatan santan, pembuatan VCO, dan penyaringan.

VCO yang dihasilkan dari proses enzimatis memiliki keunggulan sebagai berikut :
1) VCO berwarna bening, seperti kristal karena tidak mengalami proses pemanasan;
2) Kandungan asam lemak dan antioksidan di dalam VCO tidak banyak berubah sehingga khasiatnya tetap tingg;
3) Tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak banyak berubah;
4) Cukup aplikatif bila diterapkan di tingkat petani karena menggunakan teknologi dan peralatan yang sederhana;
5) Tidak membutuhkan biaya tambahan yang terlalu mahal karena umumnya daun pepaya atau nanas dijual dengan harga murah;
6) Rendemen yang dihasilkan cukup tinggi, yaitu dari 10 butir kelapa akan diperoleh sekitar 1.100 ml VCO. Kelemahan dengan cara enzimatis yaitu membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses denaturasi protein untuk memisahkan minyak dari ikatan lipoprotein yaitu sekitar 20 jam. Tahapan Pembuatan VCO Secara Enzimitas

Bahan: 30 bahan kelapa yang sudah tua, 3 buah nanas atau 6 lembar daun pepeya.

Alat: Parut, pisau, kayu pengaduk, ember, selang, kain saring, batu zeolit, kertas saring, gayung, dan plastik.
Cara membuat:

Membuat santan kelapa
* Cuci daging kelapa lalu haluskan dengan parut.
* Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10:6 (artinya, dari hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan 6 liter air, jangan lebih atau kurang).
* Remas dan saring santan menggunakan kain saring.

Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
* Tampung santan kelapa dalam wadah transparan dan diamkan sekitar satu jam hingga terbentuk kanil (krim) pada bagian atas dan krim yang terlarut dalam air pada bagian bawah.
* Buang air pada bagian dasar wadah menggunakan selang air.
* Kupas nanas dan iris tipis daging buahnya, ikutkan juga bonggolnya.
* Parut nanas hingga halus, masukkan ke dalam wadah yang telah berisi krim santan.
* Jika menggunakan daun pepaya, iris-iris kecil menggunakan pisau agar getahnya keluar.
* Campur rata santan dan bahan enzim dengan cara diaduk.
* Tutup wadah tersebut agar tidak terkena kotoran, diamkan selama 20 jam.
* Setelah 20 jam akan terbentuk tiga lapisan, yaitu minyak, blondo, dan air.
* Buang air yang berada di dasar wadah menggunakan selang.
* Ambil lapisan minyak paling atas dengan sendok besar, usahakan blondo (warna putih) tidak terikut.



Penyaringan

* Lakukan penyaringan dengan beberapa tahap, yaitu menggunakan kain saring, zeolit, dan kertas saring.

D.    Metode Pemancingan
Proses pengolahan VCO dilakukan dengan memarut kelapa dan memerasnya hingga menjadi santan, kemudian santan tersebut didiamkan (diendapkan) selama 2 jam.  Selama proses pengendapan akan terjadi pemisahan antara air dan kanil (bagian yang mengandung minyak).  Air akan berada di lapisan bawah dan kanil akan menggumpal di permukaan.  Kanil kemudian dipisahkan dan ditempatkan dalam wadah penampungan.  Kemudian dilakukan proses pemancingan.  Proses ini dilakukan dengan cara mencampurkan 3,5 bagian kanil dengan 1 bagian VCO.  Campuran kanil dan VCO kemudian diaduk sampai homogen.  Pengadukan dilakukan sampai kanil dan VCO tercampur secara keseluruhan.  Setelah proses pengadukan, campuran kemudian didiamkan selama 12 jam sampai terbentuk 3 (tiga) lapisan yaitu minyak, blondho, dan air.  Bagian minyak kemudian diambil dan disaring dengan menggunakan batu zeolit (Fadillah, 2003).
            Teknologi pemancingan minyak dengan minyak pada dasarnya memanfaatkan reaksi sederhana.  Air dan minyak dapat bersatu karena terdapat protein yang mengelilingi molekul minyak.  Dalam metode konvensional ketika santan dipanaskan mengakibatkan ikatan protein pelindung molekul minyak menjadi putus, sehingga molekul minyak, air, dan protein terpisah.  Dengan teknik pemancingan, molekul minyak dalam santan ditarik oleh minyak umpan sampai akhirnya bersatu.  Tarikan itu membuat air dan protein yang sebelumnya terikat dengan molekul santan menjadi putus.  Teknik pemancingan pada dasarnya adalah mengubah bentuk emulsi air-minyak menjadi minyak-minyak (Alamsyah, 2005).

E.     Metode Penggaraman

Metode penggaraman dilakukan dengan tujuan untuk pemecahan system emulsi santan dengan pengaturan kelarutan protein di dalam garam. Protein yang terdapat di dalam santan akan larut dengan adanya penambahan garam (salting in), akan tetapi pada kondisi tertentu kelarutan garam akan turun seiring dengan peningkatan konsentrasi garam.  Dengan penurunan tingkat kelarutan protein diikuti dengan pengikatan molekul-molekul air oleh garam tersebut, yang selanjutnya juga terjadi pemisahan antara cairan minyak dengan air (salting out). Metode pembuatan minyak kelapa dengan cara penggaraman dilakukan dengan menambahkan larutan garam bervalensi 2 contohnya adalah garam CaCl2.2H2O pada krim santan yang telah diperoleh dari tahap awal pembuatan minyak.  Garam digunakan sebagai perusak kestabilan emulsi.  Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan minyak kelapa dengan metode penggaraman (garam yang dipakai misalnya CaCl2.2H2O).
1. Garam Ca ditambahkan  kedalam santan dan diaduk dengan menggunakan pengaduk magnet agar campuran antara garam dan santan menjadi homogen.
2. Campuran antara garam dengan santan kemudian didiamkan kurang lebih 12 jam untuk mendapatkan 3 lapisan yaitu air yang berada paling bawah, blondo yang ada di tengah dan minyak yang berada pada lapisan paling atas. 
3. Minyak yang dihasilkan dipisahkan, sedangkan blondo disentrifugasi untuk mengeluarkan minyak yang masih terikat blondo. 




BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari makalah yang dibuat maka dapat disimpulkan bahwa:
1.   Minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan merupakan modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.
2.   Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang sangat tinggi (45-50%), suatu lemak jenuh berantai sedang (jumlah karbon 12) yang biasa disebut dengan Medium Chain Fatty Acid (MCFA)
3.   Metode yang digunakan dalam mendapatkan minyak kelapa murni (VCO) adalah: Pemanasan, Fermentasi, Ensimatis, Pemancingan dan Penggaraman.

B.     Saran

1.   Perlu dilakukan proses penyaringan yang lebih baik agar didapat minyak kelapa murni yang lebih bening.
2.   Perlunya peralatan yang lebih baik dalam proses pemisahan sehingga diperoleh rendemen minyak kelapa murni yang lebih tinggi.




DAFTAR PUSTAKA


Alamsyah,N.A. 2005. Pengenalan Virgin Coconut Oil.J akarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Lay, A,dkk.2005. Teknologi Pengolahan Minyak Murni Dengan Metode Pemanasan Bertahap Dan Pengembangannya. Manado: Bali Penelitian Tanaman Kelapa Dan Palma Lain.
Rindengan, Barlina dan Novarianto, hengky. 2004. Pembuatan Dan Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni. Jakrta : Penebar Swadaya.

4 komentar:

  1. Selamat siang..
    Permisi saya mau tanya apa bisa pesan sabun cuci dalam bentuk batangan dari bahas kelapa sawit dalam jumlah banyak/besar seperti 1 kontener..jika bisa saya minta nomer telfonnya supaya tau lebih jelasnya.terima kasih

    BalasHapus
  2. Mas kenapa bisa santan di diamkan satu malam menjadi 3 lapisan santan minyak dan air

    BalasHapus
  3. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    BalasHapus
  4. DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
    BONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
    BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
    BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
    Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
    Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.biz
    UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
    WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^

    BalasHapus